Infosumbar.net – Walikota Solok, Zul Elfian Umar saat menghadiri malam puncak apresiasi Genre Kota Solok tahun 2023 di Gedung Kubuang Tigo Baleh pada Sabtu (25/2/2023) mengatakan, permasalahan remaja menjadi sangat kompleks dan harus ditangani semenjak dini.
“Permasalahan remaja ini sangat kompleks, mulai dari jumlahnya yang cukup besar hingga permasalahan TRIAD Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),” kata Wako.
Berdasarkan jumlah penduduk Kota Solok pada Tahun 2022, menunjukkan jumlah remaja pada usia 10-24 tahun telah mencapai sekitar 18.455 jiwa atau sekitar 27.58 persen dari total jumlah di Kota Solok. Artinya, 1 diantara 4 penduduk adalah remaja.
“Maka dari itu, remaja dalam kondisi ini tentu saja membutuhkan penanganan serta informasi seluas-luasnya mengenai kesehatan reproduksi dan pentingnya menata masa depan,” tuturnya.
Perkembangan globalisasi dunia menjadikan perubahan besar terhadap perilaku remaja, ke arah yang lebih cenderung kepada kegiatan negatif dibanding positifnya.
Permasalahan remaja yang timbul pada umumnya, berkaitan dengan masalah seksualitas (hamil diluar nikah dan aborsi), AIDS, penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) dan sebagainya
“Kegiatan Apresiasi Genre berupa Pemilihan Duta Generasi Berencana atau Duta GenRe dan Apresiasi PIK R/M adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemko Solok untuk mencetak remaja yang memahami pendewasaan usia perkawinan,” ujarnya.
Sehingga, kata Wako, hal ini mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Sebelumnya, Kepala perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati menuturkan pemilihan Duta GenRe berjenjang dan diharapkan dapat menjadi figur terampil, berkarakter dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Presiden Jokowi telah meluncurkan program penurunan stunting. 2024 ditargetkan angka prevalensi stunting di angka 14%. Berdasarkan data SSGI, Prevalensi stunting Sumatera Barat sebesar 25,2%.
“Untuk Kota Solok telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 18,1%. Semoga kedepan kita bisa menurunkan prevalensi stunting dibawah rata-rata angka target nasional,” harapnya. (Ayi)