Infosumbar.net – Pemerintah Kabupaten Solok bakal merayakan HUT RI ke 77 di Puncak Gunung Talang yang memiliki ketinggian 2.597 m. Saat dikonfirmasi kepada Bupati Solok Epyardi Asda, pendakian ini akan dilakukan bersama pecinta alam sebagai bentuk persatuan, kesatuan menjaga NKRI.
Dua tahun pandemi berlalu, momen ini sebagai salah satu cara untuk bangkit dari pandemi covid 19. Menurut Koordinator Lapangan Pecinta Alam, Wardesco Pono Batuah setiap tahun senelum pandemi melanda perayaan HUT RI di Puncak Gunung Talang hampir selalu dilaksanakan. Estimasi 20.000 orang yang akan mendaki bahkan diperkirakan akan lebih dari itu.
“Data yang sebeanrnya setelah dilaksanakan pendakian karena pendaki akan registrasi terlebih dahulu. Tingginya animo di antaranya karena disebabkan beberapa gunung di Sumbar tutup sehingga Talang menjadi pilihan serta Gunung Talang yang memiliki pesona keindahannya tersendiri dan jalur pendakian yang berbeda,” katanya.
Selain sebagai tempat berpetualang bagi pecinta alam, menurut Wardesco Bupati Solok, yang turut ikut menjadi daya tarik tersendiri untuk memeriahkan HUT RI ke 77.
“Perlu diketahui kelompok pencita alam, atau para pendaki, Gunung Talang tidak hanya sebagai tempat berpetualang tetapi juga ikut memeriahkan HUT RI. Mereka akan mengibarkan bendera merah putih, untuk mengenang jasa para pahlawan pejuang kemerdekaan,” ujarnya.
Adapun pendakian yang melibatkan puluhan ribu orang, menjaga alam tetap harus diutamakan. Ia juga menyampaikan informasi terhadap aturan-aturan yang harus dijalankan oleh para peserta yang ikut pendakian di Gunung Talang. Peserta diimbau untuk membawa bendera merah putih untuk memeriahkan HUT ke-77 untuk dikibarkan di puncak Gunung Talang.
“Diantaranya, supaya sopan dalam bicara ketika berada di alam. Harus melapor ke posko masuk pendakian untuk pedaftaran. Tidak membuang sampah sembarangan. Setiap peserta wajib membawa sampah sisa makanannya dari atas puncak ke bawah agar alam tetap terjaga, dan dapat mengikuti aturan dari korlap pendakian,” tuturnya.
“Jangan mengambil apapun selain gambar, jangan meninggalkan apapun selain jejak, dan jangan membunuh apapun selain waktu. Mendaki gunung mengajarkan kita untuk memahami dan belajar merendahkan angkuh. Pengalaman itu bukan pada puncaknya akan tetapi pada perjalanannya. Ini adalah filosofi bagi para penggiat alam,”imbuhnya.
Sementara itu, Wardesco mengungkapkan kondisi Gunung Talang cukup nyaman bagi para pendaki. Hal karena adanya tempat perisitirahatan yang cukup luas dan memadai. Di puncak Gunung Talang terbentang daratan yang cukup yang terbentuk pasca meletusnya Gunung Talang pada tahun 2005 silam.
“Dari letusan gunung tersebut mengeluarkan lava panas dan longsoran. Ini menyebabkan kawasan menjadi gersang dan pepohonan menjadi mati, dan semburan lava serta lonsor tanah membentuk sebuah daratan yang luas seperti lapangan bola kaki,”tutupnya. (Ayi)