Infosumbar.net – Maulia Permata Putri, pelajar asal SMAN 1 Kota Solok, terpilih menjadi salah satu putri terbaik dari berbagai daerah di Indonesia, untuk berkesempatan melakukan pengibaran bendera merah putih di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk pertama kalinya.
Untuk dapat terpilih menjadi salah satu Paskibaraka, tentu banyak proses yang sudah dilalui pelajar asal Nagari Parambahan, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok ini. Hal ini disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA N 1 Kota Solok, Dwi Suyarto.
“Maulia ini mulai masuk ke paskibraka SMA N 1 Kota Solok pada bulan September tahun 2023. Sedangkan Maulia sendiri waktu itu baru duduk di kelas X, dan masuk SMA bulan Juli,” katanya kepada infosumbar.net. pada Senin (5/8/2024)
Adapun yang merekrut maulia yakni Purna Paskibra angkatan 2023. Saat itu, kata Dwi ada sebanyak 182 siswa dan siswi SMA N 1 Kota Solok mendaftar, termasuk Maulia.
“Peminatnya waktu itu sampai 182 orang. Lalu dalam prosesnya tinggal 40 orang. Dari 40 orang tersebut, Maulia satu satunya yang lolos sebagai perwakilan tingkat nasional. Sedangkan 35 siswa lagi lolos Paskibraka tingkat Kota Solok dan satu orang lolos tingkat provinsi Sumbar,” ujarnya.
Sementara itu, terpisah, ibunda Maulia, Nurmis menyebutkan, awalnya, Maulia bercerita kepadanya ingin masuk Osis atau Paskibra.
“Saat itu, Maulia cerita kepada kami orangtuanya bahwa ingin masuk Osis, atau Paskibraka. Kalau Osis itu, banyak teman Maulia yang juga mengajak. Namun kalau Paskibra sendiri memang keinginan Maulia karena ia senang saja masuk Paskibra,” ungkapnya.
Mendengar anak perempuan satu-satunya masuk Paskibraka, Nurmis sempat ragu karena Pakibra memiliki latihan fisik dan mental yang agak berat.
“Kami kataka ke Maulia, apakah nanti sanggup latihan yang berat, apalagi nanti yang ikut nanti teman –teman Maulia juga orang yang hebat. Namun Maulia gigih dan dapat meyakinkan orang tuanya bahwa ia akan mencoba terlebih dahulu. Memang gigih anaknya. dan kami rekomendasikan untuk memilih Paskibra saja,” ucapnya.
Disamping itu, jarak rumah Maulia ke rumah yakni sejauh 17 kilometer. Sehari-hari, Maulia mengendarai motor untuk pergi dan pulang sekolah.
“Apalagi kalau latihan itu, kadang Maulia berangkat subuh dari rumah, jadi ditemani dulu Maulia bawa motor dari rumah hingga terbit matahari, baru dilepas sendirian,” tambahnya.
Lebih lanjut, saat Maulia lolos tingkat provinsi dan akan menuju tingkat Nasional, Nurmis mengatakan Maulia mengikuti tes terlebih dahulu di Kota Padang selama satu minggu. Dan kala itu, maulia terpilih 10 orang nominasi perwakilan Sumbar yang akan dikirim menuju ousat,
“Mendengar kabar itu, kami merasasangat senang, seperti tidak percaya. Apalagi, dari 10 nominasi tersebut, Maulia cerita kalau ia rengking 1 dan nilainya ada yang 100, 96, namun belum diberitahu bahwa ia sudah lulus, dan minta didoakan lolos ke pusat. Barulah saat itu, selepas shalat maghrib, saya kembali diberitahu Maulia bahwa dirinyalah yang dikirim ke pusat, Alhamdulillah,” jelasnya.
Setelah dinyatakan lolos ke pusat, ia kembali pulang ke Solok sampai sebelum akhirnya ia berangkat mengikuti karantina di Jakarta. Selama di Jakarta, kata Nurmis, ia tidak bisa menghubung Maulia karena alat komunikasi dikumpul.
“Dan tak lupa saya lupakan jasa Andre dari Kesbangpol Solok, yang selalu mengiringi dan mendampingi Maulia untuk tes, dan Ganda juga yang selalu mendampingi maulia selama lolos di Jakarta. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu,” tutupnya. (Ayi)