Infosumbar.net – Memasuki tahun ajaran baru, siswa baru di SDN 34 Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, hanya berjumlah lima orang.
Meskipun demikian, jumlah tersebut merupakan yang paling banyak, disbanding kelas lainnya disekolah tersebut.
Total keseluruhan siswa di Sd ini hanya ada 17 siswa. Kelas I, lima orang murid, kelas II dua orang murid, kelas III, tiga orang murid, kelas IV dua orang murid, kelas V dua orang murid dan kelas VI hanya tiga orang murid.
Kendati demikian, meskipun dengan jumlah murid yang minim, ruangan kelas pun tidak bisa menambung seluruh siswa.
Kelas 1 yang biasanya memakai ruangan dinas, harus bergabung dengan kelas dua, karena kondisi kelas yang sudah tidak layak pakai dan rusak pada beberapa bagian bangunan.
Oleh karena itu,kelas satu yang berjumlah lima murid digabung dengan kelas dua yang hanya berjumlah dua murid.
Kedua kelas yang digabung ini, juga hanya diajar oleh seorang guru. Ia adalah Dewi Kurnia. Jaraknya tak berapa jauh dari Jorong Aia Angek dan merupakan warga asli Jorong Aia Angek, Nagari Saniang Baka.
Dewi menyebutkan, penggabungan ini sudah dilakukan semenjak tahun lalu. Semenjak itu, ia bergantian mengajar kedua kelas.
“Ya. Awalnya saya mengajar kelas satu. Namun karena kelas dua tidak ada ruangan dan tidak ada guru, jadi saya yang ngajar ke dua kelas dalam satu ruangan,” katanya kepada Infosumbar.net pada Kamis(13/7/2023).
Mengajar sekaligus dua kelas dalam satu ruangan, tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, menurutnya, hal ini dapat terasa ringan karena dijalani dengan sabar dan ikhlas.
“Kuncinya sabar dan ikhlas dalam menghadapi anak-anak dan memberikan mereka ilmu. Mudah-mudahan, banyak sedikitnya ilmu yang mereka terima dapat bermanfaat,” ujarnya.
Walapun bergabung dalam satu kelas dengan waktu yang sama, ia menyebutkan masih mengajarkan murid sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing.
“Jadi, dalam satu hari itu, murid kelas satu dan kelas dua itu beda. Misalnya kelas satu mata pelajarannya matematika, maka kelas dua Bahasa Indonesia. Ini sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Serta tidak digabung,” tambahnya.
Disisi lain, meski jumlah gabungan murid kelas satu dan dua tergolong masing sedikit,iamengaku terkadang menemukan kendala diaman antar murid sering usil.
“Ya kadang kelas dua kan usil juga kepada adeknya yang kelas satu di dalam kelas. Kelas satu ini kadang tidak mau diam juga. Kunci nya ya tadi,sabar dan ikhlas insha Allah dapat pahala,” sebutnya.
“Semoga nantinya ada tambahan guru kelas dua, sehingga nantinya kelas dapat dipisah. Tapi digabung seperti ini pun murid tetap semangat dan bisa fokus dalam belajar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 34 Nagari Saniang Baka, Evi Novita, menyebutkan, penggabungan kelas satu dan dua dipilih karena pelajarannya tidak jauh beda.
“Apalagi anak kelas satu itu kan tidak ada yang pernah Tamak Kanak-Kanak (TK) jadi memang disekolah itu semuanya diajarkan dari nol. Kelas satu dan dua dirangkap karena tidak jauh beda pelajarannya,” tandasnya. (Ayi)