Infosumbar.net – Meski telah memasuki waktu tengah hari, cuaca siang itu cukup teduh untuk sekedar bersantai, menikmati Dermaga Danau Singkarak yang tertutup kabut di akhir pekan.
Sayup- sayup mata memandang tenangnya riak danau berpantulkan langit kelabu, tak jauh dari bibir danau, tampak setengah badan kumpulan wanita tangguh mengapung dipermukaan air.
Meski tampak tenang tampil di permukaan, namun kedua kaki perempuan setengan abad itu, dengan lincah mencari Pensi, diantara bebatuan dan pasir.
Dia adalah Fatmawati (52), sebagai salah satu kumpulan manusia yang mengapung di Danau Singkarak, untuk mencari Pensi.
Meski mencari pensi di Dermaga Singkarak, Nagari Singkarak Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, namun Fatmawati berasal dari Nagari Simawang Tanah Datar.
Butuh waktu hampir setengah jam untuk sampai di Dermaga Singkarak, yang berjarak mencapai 19 kilometer.
“Saya asalnya dari Nagari Simawang. Kalau di dekat rumah saya ombilin, air nya cukup dalam. Makanya saya memilih disini. Karena air danaunya agak dangkal dan lebih banyak pensi disini,” tuturnya.
Sudah semenjak pukul 8 pagi, tubuhnya dingin berendam dalam lautan air tawar Danau Singkarak.
Kedua kakinya yang sudah dilengkapi kaus kaki dan sepatu, berusaha mengikis pasir dasar danau agar pensi dapat terbawa pada tangguak miliknya.
“Alat untuk mengumpulkan pensi ini namanya tangguak. Jadi kalau nanti tangguak sudah penuh dengan pasir yang berisikan pensi, saya akan menaikkannya ke atas permukaan air, agar bisa disortir antara batu, pensi maupun sampah,” ujar Fatmawati.
Namun sebelumnya, meskipun kini telah mengenakan kaus kaki dan sepatu untuk melindungi telapak kakinya, tak jarang dulu kakinya sering terluka karena terkena serpihan kaca.
“Dulu, saat saya mencari pensi dengan kaki lepas tanpa sepatu, kadang kaki saya sering luka terkena serpihan kaca. Makanya sekarang pakai sepatu agar terlindungi. Sepatunya pakai sepatu anak yang tidak terpakai saja,” jelasnya.
Selanjutnya, hingga nanti menjelang sore, saat embernya sudah terisi penuh Pensi, barulah Fatmawati beranjak keluar dari Danau, untuk mempersiapkan diri pulang dan menjual hasil pencarian.
Dalam sehari, Fatmawati menuturkan, bisa mengumpulkan 25 – 30 liter pensi yang biasa ia di jual di Pasar Ombilin maupun Bukittinggi
“Kalau air surut, dan tidak ada riak yang besar, sehari bisa dapat hingga 30 liter pensi,” katanya kepada Infosumbar.net pada Sabtu (30/9/2023).
Kendati demikian, jika air danau sedang naik dan riak danau besar, maka hasil yang didapatkan akan lebih sedikit.
“Kalau sedang ada riak atau ombak biasanya hanya dapat lima liter,” ujarnya.
Dalam satu liter pensi utuh yang ia jual kepada pengepul, Fatmawati hanya memperoleh uang Rp 3 ribu.
“Kalau sekarang satu liternya hanya Rp 3 ribu. Tapi kalau sedang air naik dan ombak besar, mencari pensi akan lebih susah dan harganya naik menjadi Rp 5 ribu per liter. Kalau harga pensi yang sudah di bersihkan, perkilonya sekrang 40-50 ribu,” jelasnya.
Namun menurutnya, berapapun hasil yang ia dapatkan, ia tetap bersyukur karena hasil jerih payahnya selama ini mencari pensi, dapat mengantarkan ke dua anaknya sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Saya mencari pensi seperti ini sudah sejak tahun 2002. Jadi,nsaya mencari pensi untuk membiayai sekolah anak,” tandasnya.
Anak pertama Fatmawati, kini telah duduk di perguruang tinggi negeri di Kota Padang dan sudah masuk semester empat.
“Kalau anak kedua sudah kelas dua SMK. Alhamdulillah, bisa membiayai sekolah anak,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sebelumnya Fatmawati hanya membantu suami sebagai nelayan.
“Tapi kan sekarang hasil ikan tangkapan tidak menentu. Ikan bilih kadang susah didapatkan meskipun kini harganya mencapai 80-90 ribu perkilogram,” ungkapnya.
Oleh karena itu, menurutnya pendidikan adalah nomor satu yang harus di kenyam oleh kedua anaknya.
“Maka dari itu saya terus berjuang agar ke dua anak saya bisa menyelesaikan pendidikannya sampai selesai,” tutupnya. (Ayi)