Untuk membangun ukhuwah serta mempererat hubungan harmonis dengan pers. PT Semen Padang kembali menggelar kegiatan buka puasa bersama dengan pimpinan awak media, dan para wartawan media cetak serta elektronik Sumatera Barat, Kamis (9/7).
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan yang dihadiri dewan komisaris dan direksi perusahaan ini berlangsung sederhana di Wisma Indarung. Kendatipun begitu, suasana kebersamaan dan keakraban jauh lebih terasa kali ini.
Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry mengungkapkan Pers sebagai lembaga pembentuk opini public yang paling potensial dan efektif, merupakan pilar penting bagi perusahaan dalam perwujudan visi menjadi industri yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan.
“Kami sangat menyadari bahwa hubungan antara Semen Padang dengan media selama ini sudah terjalin baik. Kontribusi nyata pers Sumatera Barat terhadap kemajuan PT Semen Padang tidak hanya dalam berupa karya jurnalistik yang positif, dan konstruktif, namun juga ditunjukan dalam bentuk off print, berupa prakarsa, dan sumbangan pemikiran yang disampaikan pada manajemen perusahaan, dalam setiap derap langkah sejarah perusahaan.” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya, menilik ke belakang, periode kebangkitan kembali Semen Padang pada era 60 – 70-an, juga tidak terlepas dari kontribusi nyata para tokoh pers Sumatera Barat yang bersama-sama dengan Gubernur dan DPRD Sumbar mendorong Bpk Azwar Anas untuk pulang kampung.
“Kita tahu bahwa pada era 60-an itu, PT Semen Padang nyaris dilego menjadi besi tua ke perusahaan Perancis, karena dianggap tidak efisien lagi.” jelasnya.
Serta banyak lagi kiprah Pers Sumbar yang dirasakan telah membawa dampak positif bagi perkembangan PT Semen Padang. Sehingga dalam satu dekade terakhir, khususnya 2005-2014, PT Semen Padang menunjukkan kinerja yang baik, dan bisa berkontribusi positif bagi pembangunan Sumatera Barat.
Pada 2015 ini telah terjadi perkembangan yang luar biasa dalam industri semen nasional. Liberalisasi perdagangan, telah membawa dampak masuknya investasi asing ke dalam negeri, tak terkecuali di industri semen. Hal ini memunculkan persaingan yang ketat dengan perusahaan semen nasional yang sudah lama eksis. Pada periode sebelumnya, perusahaan semen yang ada, terus menambah kapasitas produksi. Masuknya perusahaan asing, seperti Juisin, Pan Asia, An Hui Cons, Merah Putih dan sebagainya, juga mendorong meningkatnya kapasitas industry semen nasional.
“Sampai dengan Mei 2015 ini, demand semen nasional sangat rendah, yang berakibat terjadi over supply produk semen di pasar.” ungkapnya.
Dengan kondisi Over supply produk semen tersebut telah mendorong persaingan tidak sehat di pasar. Ada sejumlah perusahaan yang banting harga, dan melakukan praktik dumping, jauh di bawah harga yang ditetapkan Semen Indonesia Group.
“Mereka bisa melakukan itu karena harga pokoknya rendah, karena dekat dengan sumber energy, dan wilayah pemasaran. Selain itu, saat ini proyek-proyek pemerintah terlambat pengerjaannya akibat proses tender yang memakan waktu lama. “jelasnya.
Bagi PT Semen Padang tahun ini menjadi waktu-waktu yang sangat berat. Posisi perusahaan yang berada di wilayah barat Sumatera, sementara wilayah pasar berada di wilayah timur, berakibat tingginya harga pokok. Semua itu berdampak langsung pada pencapaian pendapatan perusahaan yang jauh di bawah target yang ditetapkan. Menghadapi kondisi itu, perusahaan telah melakukan langkah-langkah penghematan melalui cost reduction program.
Dari kondisi itu pihaknya kembali mengharapkan dukungan semua (media), agar perusahaan bisa kembali “survive” dan keluar dari krisis ini. “Kami percaya, ketika menghadapi krisis ekonomi pada 97-98, Negara kembali bangkit, dan itu semua tidak terlepas dari pers,” tuturnya kembali.
(huda)