InfoSumbar.net – Malam itu, Rabu (27/12/2024) menjadi hari yang bersejarah dan tidak akan pernah terlupakan seumur hidup oleh Yota Balad,S.STP. M,SI ketika hitungan cepat yang dilakukan oleh timnya menunjukan perolehan suara dirinya dan pasangannya Mulyadi menjadi yang tertinggi dari dua kandidat lainnya di Pilkada Kota Pariaman.
Yota tak pernah membayangkan mimpinya yang sedari lama terpendam akan jadi kenyataan.
Dia bercerita sedari kecil memang memimpikan menjadi kepala daerah. Yota kecil ingin menjadi tentara karena dalam bayangannya waktu itu Bupati yang memimpin daerahnya di Padang Pariaman merupakan seorang TNI yang ditugaskan oleh negara untuk menjadi pejabat di daerah.
“Waktu itu masih Kabupaten Padang Pariaman. Bupatinya waktu itu adalah tentara. Dan cita cita saya waktu itu ingin jadi tentara agar bisa jadi bupati,” tutur pria kelahiran 2 Agustus 1977 ini saat diwawancara dirumahnya, Rabu (04/12/2024).
Menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Pariaman Yota akhirnya lulus sebagai Praja di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) pada tahun 2001.
Dia berujar, STPDN merupakan sekolah yang dirinya sendiri tidak mengenal waktu itu. Dalam angannya TNI merupakan asa yang ingin dia raih agar memuluskan jalannya sebagai kepala daerah.
Menamatkan STPDN pada tahun 2001, Yota memendam mimpinya menjadi tentara sekaligus kepala daerah.
“Dulu STPDN itu tidak tahu. Hanya dengar kata kata senior bahwa di STPDN kita sekolah dan di gaji STPDN itu sekolah calon camat. Dan itu yang melatar belakangi saya memutuskan masuk,” ujar Yota yang merupakan putra bungsu dari 7 bersaudara yang dua kali gagal tes AKABRI ini.
Tamat STPDN Yota memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara.
Berbagai jabatanpun pernah dia emban dari berbagai level, memulai sebagai ajudan Bupati Tanah Datar pada tahun 2001 lebih kurang 3 tahun, Yota pindah dinas ke Kota Pariaman mulai tahun 2004 hingga memutuskan diri mundur dari ASN dengan jabatan terakhir Sekretaris Daerah (Sekda) di tahun 2024.
Dia mengenang, momen memutuskan diri mundur sebagai ASN merupakan momentum yang paling dilematis yang harus dirinya hadapi.
Waktu krusial ini penuh dengan dinamika dan dialektika yang berkecamuk dalam fikiran putra bungsu Moekthar M dan Murni.
Karir mentereng sebagai ASN dengan masa pengabdian yang masih panjang menjadi hal utama pertentangan dari keluarga dekatnya untuk mundur.
Namun, hidup adalah pilihan. Dengan penuh keyakinan dan dukungan kuat dari istri tercinta Balad akhirnya memutuskan berhenti dan maju sebagai penantang petahana di Pilkada Kota Pariaman.
“Awalnya sempat terjadi penentangan dari pihak keluarga atas keputusan untuk berhenti dari PNS, namun seiring waktu keputusan itu direstui oleh keluarga. Istri saya selalu mensuport atas langkah yang saya ambil,”
“Berat pasti, cuman ini adalah keputusan untuk pengabdian ke masyarakat. Semua resiko sudah kita fikirkan,” tutur Ayah dengan tiga anak ini.
Pernah dua kali gagal tes AKABRI, Yota Balad menyatakan siap menanggung semua resiko hidup yang harus dihadapi bilamana kembali gagal dalam perjudian hidup ini.
Dia berujar, sebagai pemimpin harus berani mengambil resiko demi pengabdian kepada masyarakat, segala perbuatan harus dimulai dengan niat yang baik, semangat dan kerja keras.
Dirinya menyadari dengan sumber daya yang dimiliki petahana. Namun dari penelusurannya di masyarakat Yota Balad melihat banyaknya masyarakat yang menginginkan sebuah perubahan. Dan hal tersebut menjadi sebuah alasan baginya untuk maju dan bertarung.
“Motifasi terbesarnya Ingin berbuat untuk masyarakat,” tutur pria peraih mendali perunggu di Porda tahun 1994 cabang olahraga tenis ini.
Nama Yota Balad yang memiliki makna filosofis energi sebuah negeri yang aman ini berujar, mimpinya menjadi pemimpin di daerah akhirnya terwujud lewat Pilkada 2024.
Berbekal keyakinan yang kuat dan kerja keras Yota Balad dan Mulyadi berhasil menjungkalkan dua petahana dengan perolehan suara yang signifikan.
Bagi Bapak dengan tiga anak ini, apa yang dia raih hari ini merupakan jalan Tuhan dari buah kesabarannya dalam melakukan pengabdian ke masyarakat. Sempat memendam mimpi lebih dari dua dekade, Yota Balad akhirnya.
7 Februari 2025 nantik adalah momentum sejarah bagi Balad yang terlahir dari rahim Murni dan Birokrat senior di Padang Pariaman waktu itu.
Dengan tinta sejarah ini, Balad ingin menciptakan Kota Pariaman yang religius, kreatif dan berkaloborasi dalam menjalan roda pemerintahannya.
(*)