InfoSumbar.net – Rasa kehilangan atas kepergian Nia Kurnia Sari (18 tahun) juga dirasakan oleh pemilik kantin, di INS Kayu Tanam, Padang Pariaman, Juaria (50 tahun).
Juaria yang telah lebih dari se-dekade berdagang dilingkungan sekolah gadis malang itu mengungkapkan, semasa bersekolah Nia nyaris hampir setiap hari singgah ke kantinnya. Nia dikenal gadis yang jujur dan pekerja keras.
“Hampir setiap hari Nia singgah kesini saat sekolah. Kalo kesini Nia selalu bercerita tentang yang dialami soal kesehariannya khususnya soal dagangan,” tutur Juaria saat ditemui di Kantin sekolah INS Kayu Tanam, Sabtu (13/9/2024).
Juaria mengenang, Nia dikenal sebagai pribadi yang ulet dan humanis. Setiap hari jeda waktu belajar, Nia tidak seperti kebanyakan teman seusianya yang bisa bermain, Nia harus memikul tanggung jawab mencari nafkah dengan berjualan goreng asongan.
Dalam setiap gorengan yang terjual Nia mendapatkan keuntungan sebesar dua ratus rupiah. Uang recehan tersebutlah yang dikumpulkan Nia untuk membantu ekonomi keluarga dan tabungan pendidikannya.
“Dari ceritanya, Nia harus mencari uang sendiri, dia dari keluarga yang tidak mampu. Bahkan selama disini sering kali teman-temannya yang mentraktir. Teman-teman Nia kasihan melihat perjuangan hidupnya,” ucap Juaria menceritakan dengan suara yang terisak.
Juaria mengaku terkejut mendengar informasi terkait kematian Nia yang tragis. Dia tidak pernah membayangkan sosok gadis mungil yang bercita-cita menjadi guru itu harus meregang nyawa dengan perlakuan biadab oleh pelaku yang saat ini masih dalam pengejaran pihak berwajib.
Juaria berharap pelaku dapat segera tertangkap dan mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Karena menurutnya perbuatan pelaku sudah melampaui batas wajar manusia.
“Hukamannya harus seberat-beratnya, ” tegas dia penuh harap.(*)