InfoSumbar.net – Gempa bumi dahsyat yang melanda Sumatera Barat pada September 2009 silam masih menyisakan jejak hingga hari ini bagi masyarakat di Kampung Sikumbang, Jorong Sini Air, Nagari Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam.
Jembatan yang menjadi penghubung sekaligus akses utama bagi masyarakat disitu roboh saat gempa berskala 7,6 SR melanda. Hingga hari ini jembatan tersebut tidak kunjung dibangun.
Tokoh Pemuda setempat Jafrizal (35) menceritakan, pasca ambruk masyarakat secara swadaya dan bahan seadanya mencoba membuat jembatan penghubung karena jembatan itu menjadi akses vital masyarakat dalam beraktivitas.
“Profesi masyarakat disini pada umumnya berkebun dan bertani, dan jembatan ini akses utama lebih dari 60 KK disini. Dan setiap hari juga ada 30 lebih anak sekolah yang melewati jembatan ini setiap hari,” tuturnya saat diwawancara, Rabu (18/12/2024).
Seiring waktu berjalan jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat ini di makan usia dan nyaris roboh.
Hari ini jembatan tersebut semakin memperihatinkan kondisinya, lantainya banyak yang amblas, pondasinya yang dibuat dari kayu pun terlihat sudah mulai melapuk sehingga jembatan sudah tidak lagi terlihat lurus.
Namun, anak anak sekolah dasar dan masyarakat sekitar tetap melewati jembatan itu. Meski berbahaya, masyarakat setempat mengaku tidak memiliki pilihan lain.
“Kalo lewat jalan lain jaraknya 4 km. Jadi masyarakat sini tetap gunakan jembatan ini setiap hari,” ujar ketua Pokdarwis di nagari Malalak Selatan ini.
Jafrizal menuturkan, kondisi ini sudah lama terjadi. Hingga saat ini tidak ada pihak dari pemerintah yang mencoba untuk membangun kembali jembatan ini.
“Pasca jembatan permanen roboh saat gempa 2009 silam. Jembatan ini dibuat oleh masyarakat secara bergotong royong, dan saat ini situasinya sudah sangat memperihatinkan,”
“Sampai hari ini belum ada pembangunan. Hanya ada yang berkunjung memantau, setelah itu sudah tidak ada kabar lagi sampai saat ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, jembatan yang menjadi akses mobilitas masyarakat maupun anak sekolah setiap hari itu sudah membahayakan.
Bilamana tidak diperbaiki, bisa jadi akan timbul korban jiwa, karena jembatan yang tetap digunakan oleh masyarakat sekitar sudah sangat tidak layak.
“Jembatannya sudah sangat tidak layak, sebagian papannya sudah hilang. Bagian penyanggahnya pun juga sudah lapuk. Jembatan ini selalu digunakan masyarakat setiap hari,” tuturnya saat diwawancara dilokasi, Rabu (18/12/2024).
(*)