infosumbar.net – Bendungan Sicaung Kiri, Batang Ulakan di nagari Kapalo Hilalang, Kecamaran 2X11 Kayu Tanam jebol diterjang banjir bandang. Akibatnya, seratusan hekatare sawah masyarakat diwilayah itu terlantar.
Wali Korong Tarok, Oki Ariadi menyampaikan, jebolnya bendungan irigasi tersebut telah mengakibatkan petani di wilayahnya mengalami gagal panen.
Dia menyebutkan, bobolnya bendungan Batang Ulakan dan Silasuang yang menjadi sumber air utama untuk mengaliri irigasi menuju areal persawahan dan kolam warga disebabkan karena faktor usia bendungan dan maraknya aksi penambangan liar di aliran sungai itu beberapa waktu belakangan ini.
“Sejak beberapa tahun belakangan ini telah terjadi beberapa kali bendungan ini jebol. Dan kali ini yang terparah sehingga aliran air menuju saluran irigasi sekunder menuju sawah warga tidak bisa dialiri,”
“Dampaknya karena pembukaan lahan di Tarok City dan ditambah dengan beberapa tahun terakhir adanya kegiatan tambang batu ilegal,”ujarnya saat diwawancara dikokasi bendungan, Rabu (24/9).
Dirinya berharap kejadian ini menjadi perhatian dari pihak terkait agar dapat segera memperbaiki bendungan yang saat ini kondisinya sudah rata dengan dasar sungai.
Ditempat yang sama, Penyuluh Pertanian Nagari, Irfan PP menuturkan, semenjak bendungan ini jebol banyak lahan masyarakat yang terlantar.
Lahan lahan persawahan warga yang biasanya mampu menghasilkan gabah 5 ton perhektare, kini tidak lagi bisa menghasilkan.
Dijelaskannya, kejadian yang merugikan warga ini telah berlangsung lebih dari setahun lamanya.
“Biasanya dalam dua tahun warga bisa 5 kali panen kali ini tidak lagi karena sawah warga disini sudah menjadi sawah tadah hujan. Musim panen kemarin semua petani mengalami gagal panen,” tambahnya.
Ditempat terpisah, Yuliana petani sekitar mengungkapkan derita yang dirinya alami sebagai petani padi di daerah itu. Hasil panen dari sawah miliknya yang biasanya mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, kini tidak lagi.
“Tahun ini panen gagal total, kami yang biasanya jual berasz kini harus membeli beras untuk makan,” terangnya mengakhiri. (*)







