InfoSumbar.net – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Pariaman mencatat jumlah kunjungan ke Pantai Gandoriah selama Januari-Oktober 2024 mencapai 699.548 orang. Jumlah tersebut mengungguli kunjungan terhadap 18 titik destinasi wisata yang ada dengan total kunjungan keseluruhan sebanyak 1.495.753 orang.
Kepala Disparbud Kota Pariaman, Raski Fitra mengatakan, rata-rata pengunjung memilih Pantai Gandoriah sebagai tujuan wisata pantai utama saat berkunjung ke Kota Pariaman. Kawasan tersebut disebut lebih strategis lantaran berada di pusat transportasi dan pusat perbelanjaan seperti stasiun kereta api, toko oleh-oleh dan kuliner serta pasar Pariaman.
“Sampai saat ini, destinasi Pantai Gandoriah masih menjadi tujuan wisata favorit. Terutama setiap iven pariwisata, pusat kunjungan selalu berada di Pantai Gandoriah,” kata Raski saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia menyebut, iven besar tahunan seperti hoyak Tabuik selalu digelar di Pantai Gandoriah. Begitu juga kegiatan lain seperti seni drama tari dan musik yang diadakan di pentas kawasan pantai tersebut.
“Pada perayaan Tabuik bulan Juli lalu, Pantai Gandoriah didatangi 630.761 pengunjung selama satu bulan tersebut. Jumlah ini yang meningkatkan secara pesat kunjungan di destinasi tersebut,” ulasnya.
Menurutnya, saat ini kawasan wisata Kota Pariaman ramai pengunjung pada perayaan iven saja. Sementara pada hari biasa, kunjungan per bulan hanya berkisar ratusan sampai puluhan ribu.
“Kita membutuhkan hal baru seperti pengadaan wahana di kawasan wisata untuk semakin menarik minat kunjungan pada hari-hari biasa. Ke depan, kita akan mencoba menjalin kerja sama dengan pihak luar untuk hal tersebut,” kata dia.
Raski menyebut, persebaran jumlah kunjungan tahunan bisa merata di seluruh destinasi wisata Kota Pariaman. Salah satu kiat untuk menarik kunjungan yang sedang diupayakan Disparbud ialah dengan menjalin kerja sama dengan pihak lain.
“Saat ini, kita sedang dalam pembicaraan kerja sama dengan pihak luar yang ingin memakai sarana pentas di Pantai Kata untuk mengadakan kegiatan konser musik rutinan. Jika kerja sama ini jadi, maka pemko bisa memperoleh keuntungan materil serta peningkatan jumlah kunjungan,” ujarnya.
Menurutnya, hubungan kerja merupakan pilihan bijak di tengah krisis anggaran daerah untuk pengembangan pariwisata yang disebut tidak mencukupi. Raski menerangkan pada pembahasan anggaran daerah untuk tahun 2025, pihaknya hanya mendapat alokasi untuk kegiatan rutinan, sedangkan untuk pengembangan program wisata hanya berkisar ratusan juta.
(*)