infosumbar.net – Pemerintah Kota Padang dipimpin langsung Wali Kota Hendri Septa melakukan studi tiru terkait pengelolaan sampah ke Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Sebelumnya, Pemko Padang juga telah studi tiru untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Padang yang mencapai 500-550 ton per hari nya, ke beberapa kota dan kabupaten di Indonesia.
Kali ini, Hendri Septa dan jajarannya, Kepala DLH Mairizon, Kabag Prokopim Amrizal Rengganis dan Kasubbag Perlengkapan Bagian Umum Fizlan Setiawan, mengunjungi Kota Cilegon, pada Senin (13/2/2023).
Diketahui, Cilegon merupakan kota pertama di Indonesia yang berhasil merubah sampah menjadi bahan bakar briket/co firing.
“Hal ini sebuah keberhasilan bagi sebuah kota dalam pengelolaan sampah. Untuk itulah kita ingin mendapatkan masukan dan saran, karena insya Allah di tahun ini kita akan menerima bantuan hibah dari Kementerian LHK berupa teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk pengolahan sampah di Kota Padang,” kata Hendri Septa.
Melalui teknologi tersebut, Hendri Septa mengharapkan nantinya sampah-sampah yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aie Dingin Kota Padang akan menjadi energi terbarukan atau diproses menjadi energi alternatif untuk pembangkit listrik.
“Metode RDF ini adalah pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar/sumber energi. Bahan bakar hasil olahannya nanti akan dimanfaatkan oleh PT Semen Padang dan PLTU Teluk Sirih. Hal ini sangat positif sekali dalam upaya pengelolaan sampah di Kota Padang nantinya,” ungkapnya.
Kunjungan Pemko Padang ke Kota Cilegon disambut hangat Wali Kota Cilegon yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Maman Mauludin bersama Asisten II TB. Dikrie Maulawardana dan sejumlah kepala OPD terkait di lingkup pemko setempat.
Dia menjelaskan, pengolahan sampah yang dilakukan Pemko Cilegon bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dalam membangun siteplant pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).
“Sampah yang diolah mencapai 30 ton per hari dari TPA Bagendeung Cilegon untuk menjadi biomassa kebutuhan co-firing PLTU Suralaya. Proyek ini merupakan proyek percontohan yang bisa diimplementasikan di wilayah lain,” ungkapnya.
Maman menerangkan, Pemko Cilegon sudah menyiapkan lahan 6.000 meter untuk bisa mengembangkan industri BBJP.
“Kami sudah mulai uji coba dari April 2021 dan Desember 2022 lalu untuk memproduksi jumputan padat mengganti kebutuhan batu bara. Ini merupakan langkah strategis kita untuk sekaligus mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah di Kota Cilegon,” jelasnya.
Menurut Maman, produksi sampah Kota Cilegon bisa diolah untuk mensubstitusi 5 persen kebutuhan batu bara di PLTU Suralaya.
“Kami olah sampah pasar, sampah rumah tangga ini untuk jadi jumputan padat. Ini merupakan langkah strategis sekaligus mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah di kota Cilegon demi kebersihan lingkungan,” imbuhnya.








