infosumbar.net – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Padang menggelar Seminar dengan tema “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan pada Anak”.
Kegiatan yang dilangsungkan di Gedung Bagindo Aziz Chan Kantor Balai Kota Padang, Rabu (9/10/2024) ini, dibuka oleh Penjabat (Pj) Ketua DWP Kota Padang Ny. Netti Yosefriawan.
Narasumber seminar ini menghadirkan tokoh agama M. Yunus yang menjabat sebagai Wakil Kepala SMA Negeri 14 Padang, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Sumatera Barat Yenni Putri, dan aktifis pemerhati perempuan dan anak Ermiati.
Ny. Netti Yosefriawan menyampaikan, seminar ini bertujuan untuk menyikapi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih saja terjadi hingga saat ini.
“Akhir-akhir ini banyak media memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual, kekerasan fisik hingga sampai kepada pembunuhan. Ini sangat miris sekali,” ujarnya.
Ny. Netti berharap, melalui seminar ini dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan pemahaman bagi para anggota DWP di Kota Padang.
“Saya berharap setiap anggota DWP terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan perempuan dan anak di Kota Padang. Mari sama-sama kita cegah, jangan sampai ada lagi kekerasan yang menimpa kaum perempuan dan anak di lingkungan kita,” imbaunya.
Ketua Bidang Pendidikan DWP Kota Padang Ny. Yeni Habibul Fuadi selaku penanggung jawab acara menyebutkan, seminar ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) DWP ke-25 tingkat Kota Padang.
“Kegiatan ini diikuti sebanyak 200 peserta yang terdiri dari ketua dan anggota DWP Unsur Pelaksana (UP), tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pengurus panti asuhan di Kota Padang,” sebutnya.
Sementara itu salah seorang narasumber Ermiati menjelaskan, perempuan dan anak rentan sebagai korban kekerasan. Kekerasan yang dialami biasanya meninggalkan trauma bagi korban.
“Korban yang mengalami kekerasan masih ada yang tidak tahu harus melakukan apa, dikarenakan kurangnya pengetahuan ataupun rasa malu bila melapor. Akhirnya ia membiarkan diri terus terbelenggu dalam kekerasan demi kekerasan. Hal ini lama kelamaan akan merusak jiwanya. Persoalan inilah yang harus kita bantu menangani,” jelas Ermiati yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang. (Rls)