Infosumbar.net- Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pendidikan bakal membangun replika di bekas reruntuhan rumah singgah Sukarno yang berada di Jalan A Yani, Nomor 12 Padang.
Sebelum itu, peruntuhan rumah singgah itu menjadi perhatian sejarawan yang ada di Sumbar. Selain itu, sejumlah mahasiswa pun bergejolak mengkritik peruntuhan rumah singgah yang menjadi salah satu sejarah di Kota Padang.
Kemudian pembangunan kembali atau replika itu terungkap ketika Anggota DPR RI, Utut Adianto mengunjungi langsung lokasi rumah singgah yang sudah rata dengan tanah.
Saat berkunjung, Utut mengaku jika rumah singgah itu sudah masuk cagar budaya, tentu pemerintah memberi perhatian kepada pemilik secara ideal untuk kedepannya.
“Kalau sudah begini (rata dengan tanah) mau gimana lagi, nanti saya kembali ke Jakarta dan mendiskusikannya dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” katanya, Selasa (21/2/2023).
Menurutnya, kalau memang kembali di bangun (replika), tentu harus ada insentif kepada pemilik. Kemudian apakah ini akan jadi situs yang bisa jadi destinasi tambahan buat kota Padang.
“Nanti teman-teman DPRD Kota Padang akan membantu kami untuk sejarah apa yang paling pantas ditonjolkan dan juga menarik kepada publik,” tuturnya.
“Jadi ini juga sebagai tempat pembawa berkah, bukan hanya buat pemiliknya, tetapi juga buat Kota Padang,” katanya lagi.
Pada kesempatan itu, Utut membeberkan tiga hal jika suatu situs dinyatakan cagar budaya yakni punya nilai kesejarahan, nilai bermanfaat buat pendapatan daerah dan layak dipertahankan untuk ditontonkan kepada publik generasi berikutnya.
“Jadi ketiga hal itu harus ada. Tetapi sekarang faktanya udah jadi rata tanah. Namun sebelum dirobohkan juga nggak ada yang memperhatikan,” jelasnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Kota Padang, Yopi Krislopa mengaku bahwa berdasarkan kesepakatan dengan pemiliknya (rumah singgah), sepakat akan di bangun kembali berupa replikanya.
“Kita akan membangun kembali kayak replikanya bangunan lama dan pemiliknya sudah bersedia, walaupun tempat itu akan dijadikan tempat bisnis,” katanya.
Yopi menjelaskan, pasca gempa 2029 banyak bangunan cagar budaya di Padang yang sudah runtuh. Saat ini sedang menginventarisir seluruhnya.
“Salah satunya di kawasan Pondok, itu akan kita jadikan kawasan tua. Nah bangunan di pondok itu kalau dibangun kembali pasca gempa, harus menyerupai yang lama atau mempertahankan,” ujarnya.
Sementara pemilik bangunan, Suwinto mengaku bahwa lokasi tersebut akan dibangun tempat usaha berupa restoran dan ia tidak mengetahui bahwa bangunan yang dirobohkan itu adalah cagar budaya.
“Namum kami akan berkoordinasi dengan Pemko, apakah ini masih bisa dilanjutkan dan masih menunggu. Tetapi sebaiknya harus segera dibangun replika sehingga masalahnya bisa selesai,” pungkasnya.
Teks Foto: Anggota DPR RI, Utut Adianto, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan datangi lokasi runtuhan rumah singgah Sukarno. (Bul)