Infosumbar.net- Kasus dugaan penganiayaan yang video singkatnya menyebar di berbagai aplikasi media sosial di Sumbar di SMA PGAI Padang, berujung ke kantor polisi. Sang korban yang merupakan Kepala SMA setempat melapor ke Polresta Padang setelah dikeroyok sejumlah orang, Kamis (3/11/2022).
Hal itu berdasarkan laporan Polisi Nomor LP/B/766/XI/2022/SPKT Polresta Padang, Polda Sumatera Barat, Tanggal 03 November 2022.
Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra membenarkan bahwa pihaknya telah laporan. Laporan tersebut atas nama Yunarlis yang merupakan kepala sekolah SMA PGAI Padang.
“Korban melapor atas dugaan pengeroyokan. Kami sudah terima laporan tersebut. Selanjutnya kita akan selidiki dan melakukan proses hukum lebih lanjut,” katanya.
Kemudian pelaporan itu juga dibenarkan anak korban bernama Taufikul Hakim. Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang itu sudah melakukan premanisme dan sudah jelas ada unsur pidananya.
“Kami sudah mendatangi Polresta Padang untuk laporan. Ini sudah jelas ada unsur pidananya lengkap dengan saksi-saksi dan bahkan sudah dengan hasil visum,” tuturnya.
Selain ayahnya, sekelompok orang itu juga dipukul oleh sekelompok orang di bagian kepalanya sehingga menimbulkan pendarahan meski tidak terlalu parah.
“Saat kejadian, saya tidak berada di lokasi. Setelah informasi bahwa ayah saya dipukul oleh orang, saya bergegas ke sekolah. Pada saat turun dan menemui orang tersebut, saya langsung dipukul di bagian
Diketahui, peristiwa itu telah beredar di sejumlah group WhatsApp bahwasanya kelompok mendatangi yayasan dan melakukan penganiayaan kepada kepala sekolah.
Saat ditemui, Yunarlis selaku kepala sekolah SMA yayasan sekaligus korban penganiayaan itu membenarkan kejadian itu, dimana ia di keroyok, dipukul dan bahkan di seret.
“Mereka berjumlah sekitar 15 orang, datang ke sekolah sekitar 11.35 WIB pada proses belajar mengajar masih berlangsung. Kemudian langsung mendatangi saya dan melakukan pengeroyoka,” katanya.
Yunarlis mengatakan, bahwa sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat setempat. Mereka kemudian langsung membabi buta dan melakukan pengeroyokan.
“Saya dipukul, dicekik hingga di seret. Kemudian kepala saya merasa pusing karena dipukul dan bahkan tangan sampai di jahit karena mengalami luka akibat dipukul mereka,” ujarnya. kepada hingga mengalami perdarahan,” ucapnya. (Bul)