Infosumbar.net – Kota Padang diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (11/12/2024), yang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di berbagai lokasi. Kejadian ini menyebabkan gangguan akses jalan dan kerusakan fasilitas umum di beberapa titik.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, pohon tumbang pertama dilaporkan terjadi di Jl. Pagai, RT 04 RW 02, Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah. Sebuah pohon jenis Dadok dengan panjang 10 meter dan diameter 50 cm tumbang, menghalangi jalan utama warga.
“Situasi ini sempat melumpuhkan aktivitas warga setempat sebelum tim gabungan berhasil melakukan pembersihan,” kata Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton.
Di lokasi lain, sebuah pohon Asam Jawa dengan panjang 30 meter dan diameter 200 cm tumbang di area parkir Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan gedung Museum Adityawarman, Jl. Diponegoro, Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat. Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan fasilitas di sekitar lokasi, dengan perkiraan kerugian mencapai Rp 10 juta.
Sementara itu, di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, patahan dahan pohon Rambutan sepanjang 10 meter dengan diameter 40 cm menimpa kabel Telkom dan menghalangi akses jalan masuk ke rumah warga.
Proses evakuasi pohon tumbang dilakukan secara cepat oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kota Padang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, dan Satpol PP.
Dengan menggunakan alat berat seperti chainsaw, tim berhasil membersihkan lokasi terdampak, sehingga aktivitas warga dapat kembali normal.
Hendri Zulviton mengapresiasi kerja cepat tim gabungan dan mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon-pohon yang berpotensi tumbang di sekitar tempat tinggal mereka.
“Jika terjadi situasi darurat, segera hubungi BPBD atau pihak terkait untuk mendapatkan penanganan,” ujarnya.
BPBD Kota Padang mengingatkan masyarakat bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama di sekitar pohon besar atau area rawan longsor.
“Kolaborasi dan kewaspadaan bersama menjadi kunci untuk meminimalkan risiko akibat bencana alam,” tutupnya. (Bul)