infosumbar.net – Musinuruk ka Simaeruk, sebuah helatan budaya kolaborasi antara Srikandi Putri, Komunitas Sinuruk Mattaoi, dan Komunitas Seni Nan Tumpah resmi digelar di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 28 Oktober – 2 November 2024.
Acara ini dibuka oleh Camat Siberut Selatan, Hijon, S. Pd. dengan prosesi pemukulan Lolokiu, sebuah alat musik perkusi Mentawai, bersama dengan Kepala Desa Maileppet, Ketua Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai, dan Ketua Komunitas Seni Nan Tumpah yang juga turut hadir.
Dalam kata sambutannya, Hijon mengatakan bahwa musinuruk yang artinya bergotong royong dalam kebersamaan merupakan budaya yang hidup di Mentawai. Kebersamaan dan gotong royong inilah yang harus selalu jaga dan terapkan dalam kehidupan.
“Mari kita lakukan bersama. Mari kita kerjakan bersama untuk kemajuan ke depan,” tutup Hijon.
Penyelenggara, Srikandi Putri menuturkan, Kegiatan seperti Musinuruk ka Simaeruk ini merupakan kegiatan yang sudah lama ingin ingin ia gelar, dan akhirnya tahun ini bisa terselenggara berkat bantuan Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024 dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III.
“Dalam penyelenggaraannya, saya bekerjasama dengan Komunitas Sinuruk Mattaoi dan Komunitas Seni Nan Tumpah,” ujarnya.
Komunitas Sinuruk Mattaoi akan berfokus pada penyelenggaraan pameran foto, pameran seni, pertunjukan budaya Mentawai, pemutaran film, bazaar produk kriya khas Mentawai, dan lapak buku pendidikan budaya dan pengetahuan tradisional Mentawai.
Sementara Komunitas Seni Nan Tumpah bergerak untuk memberikan pelatihan dan pertunjukan teater di empat sekolah yang ada di Kecamatan Siberut Selatan, yaitu SMA Negeri 1 Siberut Selatan, SMA Lentera Mentawai, SMP Negeri 1 Siberut Selatan, dan SMK Negeri 2 Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Srikandi Putri juga berharap bahwa kegiatan semacam ini akan semakin banyak diselenggarakan di Desa Maileppet agar pengetahuan dan kebudayaan yang merupakan kekayaan desa ini bisa terus terpelihara.
Sementara itu, Sarno Cependi, Pembina Komunitas Sinuruk Mattaoi mengatakan bahwa program ini merupakan kali perdana diselenggarakan oleh Komunitas Sinuruk Mattaoi.
Komunitas Sinuruk Mattaoi awalnya didirikan sebagai media untuk memperkenalkan kekayaan budaya Mentawai melalui media kriya khas Mentawai dan salah satu jalan ditempuh adalah melalui media digital dan bazaar.
Jadi, selain mempromosikan melalui media digital, Komunitas Sinuruk Mattaoi juga rutin ikut serta dalam pameran-pameran UMKM yang diselenggarakan di Kota Padang. Komunitas ini terus berkembang hingga akhir juga bergerak dalam pemeliharaan budaya dan pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakat Mentawai.
Dalam pameran seni ini, ada beberapa pengkarya yang karyanya dipamerkan, yaitu Martin Depores, Nogita Saurei, Euwdes Farendra. Selain itu juga ada pameran beberapa foto yang menunjukkan perjalanan Komunitas Sinuruk Mattaoi sampai dengan saat ini.
Selain itu, pada pembukaan Musinuruk ka Simaeruk juga turut disajikan pertunjukan musikalisasi puisi dari SMA Negeri 1 Siberut Selatan. Kelompok musik ini adalah pemenang pertama Lomba Musikalisasi Puisi tingkat Sumatera Barat tahun ini.
Pada malam pembukaan ini juga ada pertunjukan Turuk Laggai yang ditampilkan oleh Gregory Fransisko dan Elivas yang diiringi musik yang dimainkan oleh Wenses Saurei, Rafli Agus, dan Supri, serta pemutaran film dokumenter tentang budaya Mentawai.
Nan Tumpah Masuk Sekolah
Manajer Program Komunitas Seni Nan Tumpah, Fajry Chaniago menerangkan bahwa tawaran keterlibatan Komunitas Seni Nan Tumpah dalam kegiatan Musinuruk ka Simaeruk ini datang di saat yang tepat, sebab pada saat yang sama Komunitas Seni Nan Tumpah sedang mempersiapkan penyelenggaraan program Nan Tumpah Masuk Sekolah.
Nan Tumpah Masuk Sekolah adalah program rutin Komunitas Seni Nan Tumpahsejak 2011. Bentuk kegiatan dari program ini adalah pemberian pelatihan teater kepada siswa-siswa sekolah di Sumatera Barat.
Tidak hanya itu, dalam program ini Komunitas Seni Nan Tumpah juga akan menampilkan pertunjukan teater langsung di sekolah-sekolah yang dikunjungi.
Komunitas Seni Nan Tumpah akan memberikan pelatihan dasar pemeranan, pembangunan plot cerita, penciptaan musik ilustrasi pertunjukan, dan penyutradaraan untuk siswa sekolah-sekolah yang akan dikunjungi dan remaja Desa Maileppet.
Selain itu, Komunitas Seni Nan Tumpah juga akan menggelar pertunjukan teater yang berjudul “Jam Belajar Tambahan”. Naskah pertunjukan ini ditulis oleh Yunisa Dwiranda, dan kemudian disutradarai oleh Ivan Harley.
“Jam Belajar Tambahan” merupakan pertunjukan kedua yang ia garap di Komunitas Seni Nan Tumpah.
Sebelumnya, pada tahun 2018, ia juga menjadi sutradara di program Nan Tumpah Masuk Sekolah. Kala itu ia menggarap pertunjukan berjudul “Bincang-bincang Mmwwmhhfft” dan dipentaskan di beberapa sekolah di Kota Payakumbuh.
(peb)