Infosumbar.net – Tanama Record merupakan label rekaman tertua yang ada di Sumatera Barat.
Dapur rekaman ini sudah ada semenjak 1978 di Padang, dan dirintis langsung oleh Uncu Musfar pemilik Tanama Record.
Uncu, sapaan akrab Uncu Musfar menceritakan bahwa perjalannya di dunia rekaman musik lagu Minang dimulai dari Jakarta dengan lagu andalan seperti Dikijoknyo Den.
“Lagu pertama yang direkam tahun 1973 adalah lagu Dikijoknyo den yang dipopulerkan oleh Melati, Samalam di India, Kama Raun. Kemudian tahun 1974, Uncu berhenti produksi lagu karena waktu itu semua lagu dibuat tiga seribu sehingga produser tidak sanggup memproduksi lagu,” kata Uncu dalam wawancara di Youtube Infosumbar yang telah tayang pada Minggu (15/5/2022).
Setelah itu, barulah pada tahun 1978, Uncu bersama saudaranya di Jambi mulai merintis kembali rekaman di Kota Padang.
Kota Padang dipilih Uncu, karena semua elemen untuk produksi lagu ada di Padang seperti pemusik, pencipta dan penggemar yang sudah ada sehingga untuk pengedaran lagu akan menjadi mudah.
Studio pertama yang disewa Uncu di Kota Padang adalah Edo Record yang disewa selama tiga bulan.
Barulah setelah itu, Uncu pelan-pelan membeli sendiri alat music untuk rekaman.
“Di padang pertama kali saya menyewa studio Edo Record selama tiga bulan, kemudian saya memulai membeli alat rekaman ke Jakarta. Setelah diangsur dan lengkap satu paket, kemudian baru disewa sebuah rumah di Alai. Kemudian, setelah ada rumah di Jalan Perak, dibangun studio rekaman memakai alat 24 track. Barulah di sana Tanama Record berdiri,” jelas Uncu.
Sementara itu, lagu produksi Tanama Record tidak hanya digemari oleh masyarakat Minang saja.
Uncu menjelaskan, lagu andalannya seperti Kutang Barendo yang dipoluerkan oleh Melati digemari oleh masyarakat Surabaya yang kala itu habis terjual sebanyak 700 ribu kaset.
Kemudian, Uncu menjelaskan kunci utama dalam rekaman lagu adalah sebagai produser harus mampu melihat selera pasar agar lagu yang telah di produksi dapat bertahan lama di pasaran.
“Kunci dalam rekaman adalah sebagai produser, mampu melihat selera pasar. Yang disesuaikan dengan ciri khas penyanyi seperti ada yang pop, semi klasik, klasik, yang dicocokkan oleh penyanyi. Penyanyi seperti Tiar Ramon, Elly Kasim memang sudah populer dan saya hanya meneruskan kepopulerannya. Dengan menjaga hubungan baik selama 30 tahun saya tidak pernah ada hubungan buruk baik dengan pencipta lagu maupun penyanyi dan pemusik,” katanya.
Dimasa jayanya, selama 15 tahun berturut turut, Tanama Record tak pernah absen memproduksi lagu Minang dalam tiga volume lagu seperti klasik, dandang dan pop.
Banyak penyanyi yang berasal dari rekaman Tanama Record ini seperti Fetty, Asben, Elly Kasim, Tiar Ramon, Melati, dan masih banyak yang lainnya. Dengan lagu populer seperti lagu Andam Oi, Gansiang Tangkurak, Buruang Bondo, Tinggalah kampuang Yogi, Kutang Barendo.
Namun, setelah perjalanan panjang Tanama Record dalam dunia rekaman lagu Minang, tahun 2018 Tanama Record mulai tidak aktif dalam produksi lagu.
Penyebab yang muncul di antaranya seperti pencipta lagu yang sudah tidak ada. Kemudian banyak produser yang muncul karena banyaknya pembajakan lagu.
“Tanama Record sendiri sudah berhenti selama empat tahun lalu hingga sekarang, karena susah mencari lagu, karena pencipta lagu sekarang tidak ada yang kuat. Lagu terakhir rilis yaitu bersama Ghanti Ramon masih kemenakannya Tiar ramon. Tapi masih lagu Tiar Ramon yang diriis kembali,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Uncu saat ini lagu minang menurun dari dulu seperti di zaman Tarun Yusuf.
“Menurut saya lagu Minang saat ini menurun dibandingkan zaman dulu. Jauh mundurnya apalagi saat ini hanya diproduksi melalui Youtube. Saat ini sudah jarang sekali produksi lagu melalui kaset VCD atau DVD. Makin sempit bagi pencipta, penyanyi untuk mempopulerkan lagunya. Apalagi Youtube tidak semua orang yang mampu dan dapat mengaksesnya,” katanya.
Uncu mengatakan seorang penyanyi harus rendah hati dan pencipta lagu harus benar-benar difikirkan agar bisa bertahan.
“Contohlah pencipta lagu lama yang lagunya bisa bertahan karena pencipta lagu dulu benar-benar memikirkannya. Mutu lagu harus dipikirkan sebagai pencipta lagu. Untuk penyanyi penjiwaan harus bagus, jiwai lagu dulu sebelum rekaman. Kalau untuk pemusik sekarang alatnya banyak yang canggih,” pesan Uncu untuk pencipta, penyanyi,dan pemusik lagu Minang. (ism01)