Infosumbar.net – Wacana soal pengurangan bandara berlebel internasional di Indonesia tengah hangat dibicarakan oleh Pemerintah. Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) Luhur Budianda SY mengungkapkan, jika kebijakan tersebut berlaku terhadap Bandara Intenasional Minangkabau (BIM) akan berdampak pada pengurangan jumlah wisatawan Malaysia yang datang ke Sumbar.
“Pasti ada dampaknya. Wisatawan asal Malaysia pastinya tidak bisa masuk lagi ke Sumbar. Sudah dulu ya, saya tidak mau komentar lebih dalam,” kata Luhur saat dihubungi Infosumbar.net, Senin (13/2/2023).
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Kamar Dagang Kota Padang, Irfan Amran saat dikonfirmasi oleh Infosumbar. Ia menyayangkan wacana tersebut, karena akan berdampak besar terhadap kamar dagang Sumbar, khususnya Kota Padang.
Menurut Irfan, pengurangan Bandara Internasional merupakan kebijakan keliru karena akan berdampak jumlah wisatawan yang berujung pada perekonomian di Padang.
“Penerbangan dari Malaysia yang tadinya membawa wisatawan mancanegara otomatis tidak ada lagi. Mereka (wisatawan Malaysia) yang tadinya menginap di hotel-hotel di Padang, jadi hilang. Ini banyak sekali dampaknya,” kata Irfan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengurangan bandara internasional juga akan berdampak terhadap biaya perjalanan umroh.
“Biasanya jemaah umroh bisa langsung berangkat dari BIM ke luar, kalau BIM tidak lagi menjadi bandara internasional tentu harus ke Jakarta dulu, ini kan biayanya jadi bertambah lagi,” tukasnya.
Dampak lain, menurutnya adalah para perantau Sumbar yang banyak berada di Malaysia akan lebih sulit untuk pulang kampung ke Sumbar.
“Perantau Sumbar di Malaysia itu banyak, mereka tidak bisa langsung terbang dari Malaysia ke Sumbar, harus ke Jakarta dulu,” imbuhnya. (peb)