Infosumbar.net – Gunung Marapi masih terus erupsi hingga Selasa (9/1/2024). Sejak letusan besar 3 Desember 2023, sudah lebih 100 kali Gunung Marapi erupsi.
Selain memakan 24 korban meninggal, erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik juga berdampak terhadap mata pencaharian masyarakat di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam.
Hal itu diungkapkan Wali Nagari Bukik Batabuah Firdaus. Menurutnya, setidaknya lebih dari 100 masyarakat Bukik Batabuah yang kehilangan mata pencaharian sebagai pencari markisa hutan.
“Mencari markisa hutan sudah menjadi tradisi sebagian masyarakat Bukik Batabuah,” kata Firdaus pada infosumbar, Selasa (9/1/2024).
Kini, masyarakat tidak bisa lagi menggantungkan hidupnya dengan mencari markisa hutan.
Dampak erupsi ini telah merubah pola hidup masyarakat. Tradisi mengambil markisa hutan untuk nafkah terhenti karena larangan masuk ke kawasan berbahaya.
“Selain itu, banyak markisa yang mati terkena abu vulkanik. Ladang-ladang gagal panen karena abu vulkanik juga turut merusak tanaman pertanian,” ungkap wali nagari.
Firdaus berharap ada perhatian dan solusi dari pemerintah terkait persoalan ini. Yang lebih penting, ada informasi detail soal status Gunung Marapi.
“Kita berharap agar langkah-langkah pencegahan dan tanggap darurat dapat ditingkatkan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang terdampak,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten I Agam, Rahman mengatakan, pihaknya segera meminta OPD terkait untuk mendata masyarakat yang terdampak.
“Kita sudah koordinasi. Pemda tentunya tidak lepas tangan,” kata Rahman.
Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi menyebut, Gunung Marapi adalah tipe gunung yang tidak memberi tanda sebelum letusan.
“Kita membuat rekomendasi berdasarkan sejarah letusan dan pengkajian ilmiah di lapangan. Oleh karena itu kita membagi dampak berdasarkan KRB 1,KRB 2 dan KRB 3. Yang harus dipastikan masyarakat berada di luar radius 3 kilometer,” tulis PGA.
PGA juga meminta wali nagari yang berada di kaki gunung menampung pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat.
“Insha Allah dalam minggu ini akan ada tim dari bandung untuk bantu jawab pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat,”
PGA juga menyarankan stakeholder terkait membantu mengobati trauma masyarakat dengan mengadakan trauma healing terutama bagi anak-anak yang berada di sekitaran Marapi.