Cuaca ekstrem yang melanda kota Padang dalam beberapa hari belakangan, belum mengganggu sejumlah aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Berdasarkan Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ketaping kondisi cuaca masih tergolong normal untuk penerbangan.
Humas Angkasa Pura II BIM, Yosrizal, menyatakan untuk saat ini memang tidak ada kendala dalam penerbangan, dan tidak ada terpantau penerbangan yang tertunda karena cuaca buruk, namun kondisi kabut asap memang cukup membuat khawatir pihak pengelola Bandara.
Kabut asap kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi beberapa waktu lalu memang tidak memberi dampak yang begitu menganggu, karena dengan lokasi bandara yang berada dekat dengan laut, sehingga menyebabkan cuaca cepat berubah.
“Sejauh ini masih aman, tidak ada kendala yang berarti. Ada yang delay, tapi itu tidak begitu lama, hanya sekitar setengah jam saja,” kata Yosrizal saat ditemui.
Hal serupa terlihat dari data dari BMKG Ketaping yang menyebutkan, untuk di BIM terpantau gerak angin yang variabel dengan jarak pandang tiga kilometer. Kondisi tersebut sama sekali tidak berpengaruh dengan arus penerbangan keluar Padang ataupun balik ke Padang. “Untuk pesawat yang masuk atau keluar, masih tetap seperti biasa,” tukasnya.
Sementara itu, Forecaster BMKG Maritim Teluk Bayur, Carles menyampaikan peringatan dini kondisi tinggi gelombang di perairan Sumbar yang bisa mencapai tiga meter lebih. Tinggi gelombang dua hingga tiga meter dapat terjadi di wilayah perairan pesisir barat Sumbar hingga ke Samudra Hindia.
Keadaan cuaca, dari pantauan Citra Satelit terlihat adanya daerah tekanan rendah 1008 HPA di Laut Cina Selatan bagian barat dan daerah tekanan rendah 1001 HPA di Samudra Pasifik timur Filipina.
Cuaca diperkirakan hujan di wilayah pelayanan perairan Sumbar. “Kondisi cuaca seperti ini memang sangat berbahaya bagi para nelayan, sebaiknya mereka mengurungkan dulu niat untuk melaut,” tukasnya. (*Arie Huda)