Infosumbarnet – Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat untuk membeli atau mengenakan pakaian baru ketika lebaran.
Jelang lebaran penjualan pakaian seperti baju, celana, hijab hingga sepatu meningkat. Namun, tak sedikit orang yang tetap memakai barang lama untuk mengurangi pengeluaran. Seperti menggunakan sepatu lama yang rusak namun masih bisa diperbaiki dan dipakai kembali.
Menjelang lebaran, masyarakat yang ingin memperbaiki sepatu meningkat dua kali lipat.
Seperti yang disampaikan oleh Yusri Adam (53) Warga Padang Belimbing Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok yang bekerja sebagai tukang sol sepatu.
Pria yang membuka lapak jahit sepatu di Pasar Sumani ini, menjelaskan bahwa di hari biasa sebelum lebaran pendapatannya tak menentu.
Namun, mendekati lebaran selalu mengalami kenaikan.
“Di hari biasa, pendapatan saya tak menentu kadang dapat Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Tapi menjelang lebaran seperti ini makin banyak pelanggan yang ingin diperbaiki sepatunya, pendapatan saya bisa mencapai Rp 400 ribu per hari,” ujar pria yang sudah berprofesi sebagai tukang sol sepatu semenjak tahun 2000 itu.
Ia juga menjelaskan, upah tiap sepatu berbeda tergantung jenis dan tingkat kesulitannya.
“Upah jahit sepatu itu tergantung jenis dan tingkat kesulitannya. Kalau sepatu yang jenisnya sepatunya lunak kadang upahnya Rp 10 ribu. Kalau rusaknya parah dan lama proses perbaikannya upahnya bisa mencapai Rp 20 ribu,” katanya saat diwawancarai Infosumbar, Minggu (24/04/2022).
Yusri menambahkan jika pelanggan meningkat seperti ini ia sampai membawa sepatu pulang ke rumah karena tidak sanggup di kerjakan.
“Saya mulai jahit sepatu pukul 7 pagi sampai jam 4 sore, kalau banyak pelanggan dan waktunya tidak terkejar biasanya saya bawa pulang sepatunya,” tuturnya.
Seorang pengguna jasa jahit sepatu Mulya (23) mengatakan bahwa ia memilih menjahit sepatu yang lama ketimbang membeli sepatu baru untuk lebaran karena lebih hemat.
“Harga barang semuanya naik, biar hemat saya pakai sepatu lama saja walaupun udah putus bisa di jahit lagi dan upahnya hanya Rp 10 ribu pula,” tutupnya. (ism01)