Infosumbar.net- Komunitas Saiyo Minyak Jelantah Sumbar dilantik dan dikukuhkan di Pangeran Beach Hotel pada Rabu (15/3/2023).
Pelantikan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat Asben Hendri, perwakilan DLH Kota Padang, dan pembina Komunitas Saiyo Minyak Jelantah Sumbar, Irwan Afriadi.
Pada kesempatan itu, Irwan Afriadi mengharapkan dapat mencapai tujuan bersama, yakni menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Semoga tujuan bersama bisa tercapai, terutama perilaku hidup bersih dan sehat bagi kalangan masyarakat yang nantinya akan dimulai dari kita sendiri,” katanya.
Irwan juga berharap komunitas saiyo jelantah ini dapat berkembang dengan merangkul relawan-relawan dari kalangan masyarakat, mahasiswa khususnya daerah Sumbar.
“Besar harapan saya dapat hadir orang-orang yang sadar akan lingkungan dan kesehatan seperti orang orang yang ada di komunitas saiyo minyak jelantah,” tuturnya.
Sementara Ketua Umum Komunitas Minyak Jelantah Dicky Kurnia menyampaikan minyak jelantah tersebut merupakan minyak yang sudah tidak digunakan lagi dan dapat mencemari lingkungan apabila dibuang sembarangan.
“Untuk diketahui, minyak jelantah ini biasanya adalah minyak yang sudah dipakai berkali-kali lalu sudah tidak dipakai lagi dan tidak dapat digunakan lagi, kadangkala masyarakat membuang minyak ini sembarangan tanpa memikirkan dampak negatifnya,” tuturnya.
Diakuinya, minyak jelantah ini dapat dijadikan sebuah bahan untuk membuat Biodiesel yang tentunya akan bermanfaat untuk masyarakat juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
“Oleh karena itu, kami membuat sebuah perkumpulan anak muda di mana Perkumpulan ini sangat peduli kepada lingkungan dan juga mengantisipasi adanya buangan minyak jelantah dari masyarakat,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat Asben Hendri juga mengakui bahwa minyak jelantah merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
“Minyak jelantah sudah pasti mencemari lingkungan. Apabila digunakan berulang kali dapat menjadi penyebab penyakit. Apabila dibuang di laut menyebabkan matinya biota laut, lalu apabila dibuang di tanah maka akan menjadikan tanah tersebut tidak subur,” ungkapnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi mendukung adanya perkumpulan tersebut karena berdampak baik kepada lingkungan dan dapat menjadi sumber bisnis yang menjanjikan seperti diekspor ke luar dan dijadikan bahan bio diesel. (Bul)