Infosumbar.net- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat, Syamsul Bahri menyebut program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur belum ada target yang jelas.
Pernyataan itu disampaikan Syamsul Bahri didasari hasil pembahasan panitia khusus (Pansus) LKPJ DPRD Sumbar. Ia menilai Progul Gubernur dan Wagub masih janji-janji politik semata.
“Progul Gubernur merupakan kepentingan rakyat Sumbar, bukan kepentingan kelompok-kelompok tertentu,” katanya, Jumat (19/5/2023).
Menurutnya, Gubernur sebagai pemimpin daerah tugasnya adalah untuk mengayomi masyarakat dari seluruh sektor. Progul hendaknya benar-benar berdampak pada pembangunan.
“Nantinya akan bermuara kesejahteraan masyarakat, terutama pada mereka yang lemah secara ekonomi,” ujarnya.
Syamsul Bahri berharap agar Progul yang telah tercantum dalam muatan RPJMD harus fokus dan jangan hanya terlihat bagus di luar namun tidak maksimal di dalam.
“Pelaksanaan progul nantinya akan berdampak pada pemerataan pembangunan dan optimalnya seperti itu. Berharap ini bisa terjadi,” ungkapnya.
Diketahui, dalam RPJMD Sumbar tahun 2021-2026, terdapat empat progul, yaitu Sumbar Sehat dan Sumbar Cerdas, Sumbar Religius dan Berbudaya, Sumbar Sejahtera dan Sumbar Berkeadilan.
Dengan program-program Strategis Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar 10 persen dari APBD Provinsi untuk sektor pertanian termasuk pembentukan BUMD Agro yang akan mendukung pemasaran produk pertanian masyarakat.
Tidak hanya fokus terhadap pertanian Pemprov juga akan mencetak 100.000 milenial entrepreneur dan women entrepreneurship
Dari pelaksanaan program-program strategis tersebut pada tahun 2022, terdapat beberapa catatan. Diantaranya, program unggulan belum mempunyai arah dan target sasaran yang jelas serta kelompok sasaran yang akan dituju dari pelaksanaan progul tersebut.
Dalam penyelenggaraan program sektor pertanian dialokasikan anggaran sebesar 10 persen perlu penetapan prioritas dan fokus program unggulan serta pendistribusian alokasi anggaran secara proporsional pada OPD terkait.
Kemudian program mencetak 100.000 milenial entrepreneurship dan women entrepreneur, baru berbentuk kegiatan-kegiatan pelatihan dan belum ada program tindak lanjut dari pelatihan yang diberikan tersebut sehingga yang terbentuk itu baru calon-calon entrepreneur.
Pelaksanaan kegiatan baru pada aspek kuantitas dan belum sampai kepada kualitas serta belum jelas target kelompok sasaran serta pemenuhan target per kabupaten/kota. (Bul)