Infosumbar.net – Puluhan ton ikan Keramba Jala Apung (KJA) Danau Maninjau mati karena cuaca ekstrem sejak beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Agam Rosva Deswira mengatakan, kematian ikan terjadi di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya sejak Minggu (12/1/2025).
“Cuaca buruk terjadi pada Minggu lalu. Angin kencang melanda kawasan Bayua,” kata Rosva Deswira pada infosumbar, Jumat (17/1/2025).
Menurut Rosva, ada sekitar 15 petani yang mengalami kerugian. Total ikan mati hingga Kamis (16/1/2025) mencapai 25 ton.
“Kondisi ini sudah biasa terjadi ketika cuaca buruk setiap tahunnya. Periode sekarang hanya terjadi di Bayua,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kerugian, sebenarnya Pemkab Agam telah mengeluarkan imbauan bagi petani KJA Danau Maninjau.
Petani diimbau tidak menebar benih ikan pada periode November hingga Maret 2025.
“Pada periode ini cuaca tidak bagus. Angin kencang membuat gelombang dan memicu sedimen naik ke permukaan. Akibatnya ikan kekurangan oksigen,” terangnya.
Bagi petani yang sudah terlanjur menebar benih, Rosva meminta segera panen dini untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Rosva juga meminta petani untuk tidak membiarkan bangkai ikan di danau. “Kami minta petani untuk mengubur bangkai,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu petani KJA Peri mengatakan, kematian ikan sudah biasa terjadi. Masyarakat menyebutnya sebagai angin darek (darat).
“Angin ini tidak merata. Yang terdampak hanya KJA di Bayua,” katanya.