Berbagai kasus kekerasan yang menimpa anak-anak dan remaja dalam beberapa waktu terakhir ini dicurigai salah satunya dipicu oleh tayangan televisi.
Hal ini diperkuat oleh data KPI sendiri, dimana sepanjang tahun 2013 hingga April 2014, KPI telah menerima sebanyak 1600 laporan pengaduan dari masyarakat.
Tayangan yang dilaporkan tersebut kebanyakan adalah tayangan sinetron dan FTV yang meresahkan dan dapat membahayakan pertumbuhan fisik dan mental anak serta mempengaruhi prilakunya.
Dalam investigasi KPI tayangan-tayangan yang dilaporkan tersebut memuat pelanggaran yang meliputi: bullying, kekerasan fisik, kekerasan verval, menampilkan percobaan pembunuhan hingga adegan remaja yang menggunakan testpack karena hamil di luar nikah.
“Bahkan program sinetron dan FTV kerap menggunakan judul-judul yang sangat provokatif dan tidak pantas, seperti: Sumpah Pocong Di Sekolah, Aku Dibuang Suamiku Seperti Tisu Bekas, Mahluk Ngesot, Merebut Suami Dari Simpanan, 3x Ditalak Suami Dalam Semalam, Aku Hamil Suamiku Selingkuh, Pacar Lebih Penting Dari Istri, Ibu Jangan Rebut Suamiku, Istri Dari Neraka aka Aku Benci Istriku,” papar Komisioner KPI Agatha Lily dikutip dari Merdeka.
Atas pelanggaran tersebut, maka KPI pun merilis 10 tayangan sinetron dan FTV yang tidak layak ditonton oleh masyarakat:
- Sinetron Ayah Mengapa Aku Berbeda RCTI
- Sinetron Pashmina Aisha RCTI
- Sinetron ABG Jadi Manten SCTV
- Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala SCTV
- Sinetron Diam-Diam Suka SCTV
- Sinema Indonesia ANTV
- Sinema Akhir Pekan ANTV
- Sinema Pagi Indosiar
- Sinema Utama Keluarga MNC TV
- Bioskop Indonesia Premier Trans TV
KPI juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak membiarkan anggota keluarga terutama anak-anak untuk menonton tayangan-tayangan yang tidak mendidik.