Infosumbar.net – Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi paling kuat di dunia, yang memiliki potensi besar untuk memicu tsunami.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa megathrust yang melanda Nankai, Jepang pada 8 Agustus 2024, bisa saja terjadi di Indonesia.
Apa yang Dimaksud dengan Gempa Megathrust?
Menurut sumber dari Kids Fun Science, istilah “gempa megathrust” biasanya digunakan oleh para ahli geologi untuk menggambarkan gempa besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu area di mana lempeng tektonik bertumpang tindih dengan lempeng lainnya yang berada di bawahnya.
Gempa megathrust terjadi pada batas lempeng di zona subduksi, tempat dua lempeng tektonik bertemu dan saling mendorong. Zona subduksi ini umumnya berada di sekitar Samudra Pasifik, membentuk pola melengkung menyerupai tapal kuda. Di zona ini, lempeng benua biasanya bergerak di atas lempeng samudra yang lebih berat dan dingin.
Salah satu zona subduksi terbesar di dunia adalah Palung Amerika Tengah (Middle American Trench/MAT). Gempa megathrust ini sering terjadi di bawah laut, sehingga sulit untuk melakukan pengamatan yang mendetail menggunakan alat-alat seperti seismograf, geologi, dan geodetik.
Menurut Raúl Pérez-López, seorang ahli geologi di Geological and Mining Institute di Spanyol, satu gempa bumi megathrust setara dengan energi yang dihasilkan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima. Energi dahsyat yang dilepaskan oleh gempa ini dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar di daerah sekitarnya, serta memicu tsunami yang berpotensi merusak.
Gempa Terbesar di Dunia dan Potensi Terjadinya di Indonesia
Sejak tahun 1900, sudah terjadi lima gempa dengan magnitudo 9 atau lebih besar. Pada gempa tersebut, lempeng benua terdorong ke atas lempeng samudra, menciptakan gempa patahan dorong.
Salah satu contoh gempa megathrust adalah gempa yang terjadi di Tohoku, Jepang, pada tahun 2011, dengan kekuatan mencapai 9 hingga 9,1 skala Richter. Gempa ini terjadi di sepanjang Palung Jepang, di mana lempeng Pasifik bergerak di bawah Jepang. Segmen-segmen megathrust tersebut dapat pecah secara bertahap atau bersamaan, memicu gempa besar dan tsunami.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, megathrust yang terjadi di Nankai, Jepang, mirip dengan dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak melepaskan energinya. Gempa besar di segmen megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut diprediksi tinggal menunggu waktu, karena kedua wilayah tersebut sudah lama tidak mengalami gempa besar.
Ilmuwan khawatir bahwa potensi gempa besar di Indonesia, khususnya di Selat Sunda (M8,7) dan Mentawai-Siberut (M8,9), sangat besar, mengingat kedua zona ini sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar.