Jakarta (infosumbar) – Pada tanggal 23-29 Mei 2022 mendatang sejumlah wilayah akan mengalami Matahari terbenam lebih cepat dari biasanya. Ini terjadi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa BRIN menjelaskan Bumi berotasi dengan sumbu yang miring mencapai 66,6 derajat. Bumi juga mengelilingi Matahari dengan keadaan seperti ini dan membuat waktu terbi dan terbenam pusat tata surya itu beragam dalam satu tahun.
“Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi,” jelas Andi Pangerang dikutip dari laman Edukasi Sains Lapan.
“Sedangkan di belahan selatan Bumi, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat. Hal ini terjadi saat solstis Juni yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20/21 Juni tiap tahunnya”.
Sebaliknya, dia menjelaskan saat sumbu rotasi di belahan selatan miring menjauhi Matahari terjadi pada 21 atau 22 Desember tiap tahunnya. Ini membuat Matahari terbit lebih cepat dan lebih lambat saat terbenam di selatan Bumi.
Sementara itu dia mengatakan waktu yang digunakan sehari-hari adalah waktu terzonasi. Ini adalah waktu yang ditentukan berdasarkan bujur tolok zona waktu, misalnya WIB adalah 105 derajat BT akan lebih cepat dari Universal Time.
Namun penjelasan Matahari lebih cepat atau lambat saat solstis, terjadi saat penunjuk waktu hanya berdasarkan bayangan Matahari. Aktivitas ini disebut sebagai Waktu Matahari Sejati atau Waktu Sejati atau Waktu Istiwak (True Solar Time/Sundial Time).
Dengan begitu Matahari akan berkuminasi atau mencapai titik tertinggi di atas ufuk pada pukul 12 menurut waktu sejati. Namun deklinasi Matahari (sudut yang dibentuk antara garis khatulistiwa dengan ekliptika) bervariasi dalam satu tahun yakni -23,4 derajat hingga +23,4 derajat.
“Selain itu orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna melainkan elips dengan kelonjongan 1/60. Kedua faktor ini dapat mengakibatkan dua transit Matahari yang berurutan menjadi tidak seragam 23 jam, melainkan bervariasi antara 23 jam 59 menit 40 menit hingga 24 jam 0 menit 30 detik,” kata Andi Pangerang.
Berikut waktu terbenam Matahari pada 23-29 Mei 2022 mendatang:
23 Mei 2022
Karimun Jawa 17:29:41 WIB
Jakarta 17:43:35 WIB
Tangerang 17:44:27 WIB
Serang 17:46:26 WIB
Anyer 17:47:25 WIB
23/24 Mei 2022
Bekasi 17:42:55 WIB
Tangerang Selatan 17:43:55 WIB
Pandeglang 17:46:20 WIB
24 Mei 2022
Kep Kangean 17:08:31 WIB
Jepara 17:27:37 WIB
Pekalongan 17:31:10 WIB
Cirebon 17:35:55 WIB
Bandung 17:39:24 WIB
Bogor 17:43:10 WIB
Depok 17:43:21 WIB
Rangkasbitung 17:45:41 WIB
24/25 Mei 2022
Sumenep 17:14:14 WIB
Semarang 17:28:02 WIB
Pelabuhan Ratu 17:43:41 WIB
25 Mei 2022
Pamekasan 17:15:33 WIB
Surabaya 17:18:18 WIB
Madiun 17:22:37 WIB
Surakarta 17:25:30 WIB
Yogyakarata 17:27:00 WIB
Purwokerto 17:32:07 WIB
Cilacap 17:32:30 WIB
Pangandaran 17:34:01 WIB
Garut 17:37:51 WIB
26 Mei 2022
Kalabahi (Alor) 17:29:45 WITA
Larantuka 17:35:40 WITA
Dompu 17:53:27 WITA
Sumbawa Besar 17:57:42 WITA
Labuhan Bajo 17:59:49 WITA
Mataram 18:02:46 WITA
Buleleng 18:07:38 WITA
Banyuwangi 17:10:21 WIB
Malang 17:17:40 WIB
Pacitan 17:23:28 WIB
26/27 Mei 2022
Denpasar 18:06:15 WITA
27 Mei 2022
Atambua 17:26:50 WITA
Kefamenanu 17:27:57 WITA
Ende 17:40:10 WITA
28 Mei 2022
Kupang 17:30:15 WITA
Rote Ndao 17:31:32 WITA
Waingapu 17:44:28 WITA
29 Mei 2022
Sabu Raijua 17:36:25 WITA
(rel)