Pemerintah Negeri Sakura Jepang pada Selasa, 17 Juni 2014, resmi mengumumkan pembebasan visa bagi turis Indonesia yang ingin berkunjung ke Jepang. Namun, pembebasan visa ini hanya berlaku bagi pemegang paspor sesuai dengan standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) atau kerap disebut e-passport.
Demikian isi siaran pers KBRI Tokyo yang diterima VIVAnews hari ini. Menurut perwakilan KBRI Tokyo, cara untuk membedakan paspor standar ICAO dengan paspor biasa ada di bagian depan yang memiliki chip khusus.
“Paspor itu sebelumnya harus didaftarkan ke Kedubes Jepang atau Konjen Jepang yang ada di Indonesia,” ujar perwakilan KBRI Tokyo dalam siaran persnya.
Bagi mereka yang belum memiliki e-passport, maka warga Indonesia harus terus mengurus visa untuk berkunjung ke Jepang. Kendati begitu, tulis perwakilan KBRI, Pemerintah Jepang akan mempermudah persyaratan aplikasi visanya.
“Apalagi bila perjalanan dilakukan secara berkelompok seperti tur grup yang dikelola oleh biro perjalanan,” kata pejabat KBRI.
Keputusan ini, disambut baik oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Jepang, Yusron Ihza Mahendra. Kebijakan ini, ungkap Yusron, sangat disyukuri, terlebih Pemerintah Negeri Sakura tidak meminta timbal-balik kepada Pemerintah RI.
“Walaupun, idealnya kita melakukan hal yang sama terhadap mereka,” ujar Yusron.
Dia mengatakan permintaan bebas visa ini telah dimintanya kepada Perdana Menteri Shinzo Abe sekitar dua bulan lalu. Permintaan serupa, lanjut Yusron, juga disampaikan ke Sekretaris Jenderal Parlemen Jepang-Indonesia.
Tanggal resmi pemberlakuan bebas visa memang belum terealisasi. Namun menurut sumber Pemerintah Jepang, ujar perwakilan KBRI, kebijakan ini akan diberlakukan di tahun 2014.
Sementara untuk pemegang paspor dinas atau diplomatik, pembahasan masih berlangsung dan diharapkan akan segera dapat diberlakukan.
Kepala Bidang Protokoler dan Konsuler KBRI Tokyo, Idhi Maryono, mengatakan kebijakan pembebasan visa ini, merupakan bagian dari upaya Pemerintah Jepang untuk meningkatkan jumlah turis asing. Pemerintah Negeri Sakura menargetkan jumlah turis asing mencapai 20 juta hingga tahun 2020 mendatang, khususnya jelang perayaan Olimpiade Tokyo. (viva/ren)