Padang (infosumbar) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan nama Ibu Kota Negara (IKN) Baru yakni Nusantara.
“Saya baru mendapatkan konfirmasi dari Bapak Presiden Jokowi pada Jumat dan beliau mengatakan Ibu Kota Negara ini namanya Nusantara,” kata Suharso dalam rapat bersama DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/01).
Nama IKN Baru yang nantinya akan dipindahkan ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada Jumat (14/01).
Presiden Joko Widodo memilih nama “Nusantara” sebagai nama Ibukota Negara Baru di Kalimantan Timur tersebut. Pemilihan nama Nusantara ini setelah melakukan seleksi dari berbagai nama yang masuk.
“Dari berbagai nama yang masuk, Presiden Jokowi memilih nama Nusantara,” katanya.
Alasan memilih nama Nusantara ini karena sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, selain itu mudah dan menggambarkan kenusantaraan bangsa Indonesia.
Suharso mengungkapkan, nama-nama yang sempat pihaknya ajukan kepada Jokowi untuk dipilih menjadi nama IKN baru antara lain Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Warna Pura, Cakrawala Pura, hingga Kertanegara.
“Mereka yang punya otoritas untuk memberikan knowledge kepada kami, para pakar itu untuk memilih kata-kata yang paling tepat dan ini begitu besar sekali,” ucapnya.
Diketahui, Nusantara sendiri diambil dari bahasa Jawa kuno, yakni Nusantara yang terdiri dari dua kata yaitu Nusa yang artinya pulau dan antara yang artinya luar.
Kata Nusantara muncul pertama kali dalam kitab Negarakertagama di zaman Majapahit, pada era Majapahit, Nusantara menggambarkan sistem kenegaraan yang dianut oleh kerajaan yang berpusat di pulau Jawa tersebut.
Di dalam Kitab Negarakertagama mencantumkan wilayah-wilayah ‘Nusantara’, yang pada masa sekarang bisa dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan.
Nusantara juga muncul dalam Sumpah Palapa yang diucap oleh Gajah Mada: “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.”
Kemudian, pada tahun 1920-an, Ki Hajar Dewantara mengusulkan penggunaan kembali istilah ‘Nusantara’ untuk menyebut wilayah Hindia Belanda.
Kata Nusantara digunakan sebagai salah satu alternatif karena tidak memiliki unsur bahasa asing. (nou)