infosumbar.net – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Faterna Unand) melaksanakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan ransum ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) berbentuk pellet di Nagari Sungai Nipah, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Minggu (26/10/2025).
Kegiatan ini dipimpin oleh Sepri Reski, S.Pt., M.Pt., dengan anggota tim antara lain Dr. Ir. Ridho Kurniawan Rusli, S.Pt., M.P., IPU, Asean Eng, Apec Eng, Prof. Dr. Ir. Yose Rizal, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Maria Endo Mahata, M.S., Dr. Ir. Fuad Madarisa, M.Sc., serta lima mahasiswa Faterna Unand.
Dalam kegiatan tersebut, tim PKM memberikan penyuluhan mengenai formula ransum ayam KUB untuk setiap periode pemeliharaan, diikuti dengan penyerahan mesin pencampur pakan dan mesin pencetak pakan (pelletizer) kepada Kelompok Ternak Serumpun Sungai Nipah sebagai mitra binaan.
Sekitar 20 orang peternak setempat turut mengikuti pelatihan praktik pembuatan ransum ayam KUB umur di atas 12 minggu. Formula yang digunakan mengacu pada rekomendasi Sartika (2021) dengan kandungan protein 16% dan energi metabolisme 2.800 kkal/kg.
Ransum tersebut diformulasikan menggunakan bahan pakan lokal yang mudah diperoleh di wilayah Sungai Nipah, seperti tepung ikan, dedak padi, dan tepung rumput laut Turbinaria murayana. Pemanfaatan bahan-bahan tersebut bertujuan menekan biaya produksi sekaligus mendukung kemandirian pakan bagi peternak.
Komposisi ransum ayam KUB berbentuk pellet tersebut terdiri dari Jagung 50%, Dedak Padi 18%, Bungkil Kedelai: 8%, Tepung Ikaan 10%, Tepung Rumput Laut Turbinaria Murayana.10%, Top Mix.2%, Minyak Kelapa atau Minyak Goreng 2%
Ketua Tim PKM, Sepri Reski, menjelaskan bahwa pakan berbentuk pellet memiliki banyak keunggulan dibandingkan pakan bentuk tepung (mash).
“Pakan pellet lebih efisien karena tidak mudah terbuang, tidak berdebu, dan kandungan nutrisinya lebih terjamin. Semua zat gizi di dalamnya dapat dikonsumsi sepenuhnya oleh ternak,” jelas Sepri Reski kepada infosumbar, Senin (27/10) malam.
Ia menambahkan, selain praktis, biaya produksi pakan pellet hasil pelatihan ini juga lebih murah, yakni sekitar Rp7.900 per kilogram, dibandingkan pakan komersial yang harganya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram.
“Dengan memanfaatkan bahan lokal seperti rumput laut dan dedak padi, peternak bisa menekan biaya tanpa mengurangi nilai gizi pakan. Ini penting untuk keberlanjutan usaha peternakan ayam KUB di daerah pesisir,” ujarnya.
Sepri mengharapkan, melalui kegiatan Tim PKM Faterna Unand ini, para peternak dapat mandiri dalam memproduksi pakan berkualitas, dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang melimpah di wilayah Sungai Nipah.
“Kami ingin para peternak tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pakan pabrikan. Kemandirian pakan akan meningkatkan efisiensi usaha dan kesejahteraan kelompok ternak,” tutupnya.








