Pukul 16.00 RZ mengirim pesan singkat mengajak MT jalan-jalan keluar malam nanti. MT pun menyetujui tawaran itu. Pukul 19.00 RZ tiba di kontrakan MT di kelurahan Tabing, Padang. RZ yang diawancarai di POS Satpam UNP pasca penggrebekan mengaku memang timbul niat nakal dalam kepalanya untuk mengajak MT pergi ke tempat sepi. Awalnya mereka keliling-keliling Air Tawar dan lanjut masuk ke kampus UNP. “Biasanya kami main di taplau,” sambung RZ Rabu (16/10).
Pukul 20.30 Andri, seorang petugas Satpam UNP yang tengah piket di lingkungan FMIPA mencurigai sebuah sepeda motor yang terparkir di dekat tong sampah di belakang Laboratorium Jurusan Kimia, FMIPA UNP. Ia langsung memantau lokasi sekitar dan menemukan MT dan RZ sedang melakukan tindakan asusila di bangunan terbengkalai di belakang Laboratorium Kimia itu. MT dan RZ yang diketahui merupakan mahasiswa salah satu universitas di kota Padang dibawa langsung ke POS Satpam UNP untuk diminta keterangan lebih lanjut.
Selang beberapa menit kemudian, POS Satpam UNP telah ramai oleh mahasiswa termasuk di dalamnya Gubernur BEM FT, Hendra Hidayat. Dayat yang menyatakan diri selaku perwakilan mahasiswa UNP mengungkapkan ketidaksenangannya atas tindakan yang mencoreng nama kampus ini. “Memangnya kampus kita tempat nge-sex?!!” tegasnya. Ia dan mahasiwa lainnya meminta pelaku menghubungi pihak kampus untuk bertanggungjawab atas tindakan ini. Lantas RZ mencoba menghubungi dosen pembimbingnya dan dosen bersangkutan mengatakan tindakan yang dilakukan diluar jam kuliah bukan lagi tanggungjawab kampus, harus diselesaikan secara pribadi.
Disela-sela interogasi yang dilakukan satpam kepada kedua pelaku, Dayat berkomentar tentang salah satu faktor penyebab maraknya tindakan asusila di kampus. Ia menyayangkan kegiatan malam hari para aktivis mahasiswa yang saat ini mulai berkurang. Jika mahasiswa masih banyak yang melakukan kegiatan organisasi di malam hari, tentunya secara tidak langsung mereka juga ikut menjaga kampus. Kerja satpam terbantu. “Karena semuanya tidak akan ter-cover oleh satpam,” sambungnya. Sementara terkait penerangan di sudut-sudut kampus, Oscar selaku Komandan Regu menuturkan bahwa pihaknya sudah mengusulkan penambahan penerangan kepada pihak kampus. “Hanya saja belum terjamah semua,” ujarnya.
Pukul 21.40 Harman, SE, MM Kasubag Kemahasiswaan fakultas dari universitas bersangkutan turut hadir di lokasi setelah dihubungi oleh Wakil Dekan (Wadek) III yang juga memperoleh informasi dari dosen pembimbing RZ. Harman menyatakan ia menyerahkan ke pihak UNP terkait sanksi apa yang akan diberikan kepada kedua pelaku. “Saran saya minta kedua pelaku membuat surat perjanjian, nanti akan dikirim tembusannya ke Wadek III fakultas bersangkutan,” sambungnya.