infosumbar.net – Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) – Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Jayanusa membuka pendaftaran mahasiswa baru bagi lulusan SMA/SMK sederajat, termasuk bagi yang belum berhasil lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) maupun menghadapi kendala lain untuk melanjutkan kuliah.
Kampus yang berlokasi di Jalan Damar Nomor 69E Padang ini, menawarkan tiga program studi, yakni S1 Sistem Komputer, S1 Sistem Informasi, dan D3 Manajemen Informatika.
Bidang teknologi informasi yang diajarkan di STMIK–AMIK Jayanusa mencakup pemrograman (Programming), keamanan jaringan (Network Security), teknologi berbasis web, basis data (Database), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), pengolahan citra digital, teknologi bergerak (Mobile Computing), Internet of Things (IoT), hingga aplikasi multimedia.
Kurikulum Sesuai Kebutuhan Pasar Kerja
Menurut Ketua Yayasan Bina Manajemen Informatika STMIK-AMIK Jayanusa, Irwan Kinun SE.Akt, M.Kom, lulusan STMIK–AMIK Jayanusa banyak dibutuhkan di berbagai sektor industri, pemerintahan, dan jasa.
Hal itu seiring perkembangan teknologi informasi yang pesat, dan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang ini terus meningkat.
Di samping memenuhi kebutuhan pasar kerja, kata Irwan Kinun, banyak dari lulusan STMIK-AMIK Jayanusa membuka usaha sendiri atau berwirausaha dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki selama kuliah.
Keunggulan program pendidikan di STMIK–AMIK Jayanusa antara lain kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, kombinasi teori dan praktik, serta pengajar yang merupakan tenaga profesional lulusan S2/S3 dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, mahasiswa dibekali dengan keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan nonteknis (soft skill), seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kewirausahaan melalui workshop, seminar, dan pelatihan serta studi banding ke perusahaan.
“Kampus STMIK-AMIK Jayanusa juga menjadi penyelenggara sertifikasi internasional bekerja sama dengan perusahaan global seperti Cisco, Oracle, Microsoft, Mikrotik dan EC-Council yang sangat berguna untuk meningkatkan daya saing lulusan di dunia kerja” kata Irwan Kinun.
Ketua STMIK Jayanusa, Imam Gunawan, S.Kom, M.Kom menambahkan bahwa prospek profesi lulusan meliputi software developer, hardware developer, IT support, database administrator, network engineer, hingga programmer.
Selain itu, STMIK–AMIK Jayanusa secara rutin menghadirkan dosen tamu dari berbagai universitas nasional, seperti Universitas Atma Jaya Jakarta, Universitas Raharja Tangerang, Universitas Bina Nusantara Jakarta, Universitas Esa Unggul Jakarta, Telkom University Bandung, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Ini juga bagian dari tindaklanjut visi Kemdiktisaintek, yang mendorong kampus lebih berdaya dan berdampak langsung kepada masyarakat, dunia industri dan usaha, serta mendukung ekosistem riset dan inovasi untuk pembangunan nasional,” kata Imam.
Peluang Karier Lulusan
Bagi calon mahasiswa yang ingin berkarier di bidang teknologi informasi, STMIK–AMIK Jayanusa menegaskan bahwa sektor ini merupakan bidang yang terus berkembang, dibutuhkan di semua sektor industri, dan memberikan peluang berkarier di tingkat internasional, termasuk di negara seperti Australia, Jepang, dan Malaysia hingga Amerika Serikat.
Menurut laporan World Economic Forum (Future of Jobs Report 2025), 36% keterampilan inti tenaga kerja akan berubah dalam lima tahun mendatang.
Di Asia Tenggara, 60% perusahaan menyebut kesenjangan keterampilan digital menjadi tantangan utama, jauh lebih tinggi dari rata-rata global 23%.
Di Indonesia, Kementerian Kominfo memproyeksikan kebutuhan 12 juta talenta digital tambahan pada tahun 2030 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional yang diperkirakan mencapai US$ 220–360 miliar.
Studi akademik menyebut bahwa saat ini lebih dari 50% tenaga kerja hanya memiliki keterampilan digital dasar atau menengah, sementara keterampilan tingkat lanjut seperti programming, data analysis, AI/ML, dan cybersecurity masih sangat kurang.
Riset MDPI memperkirakan Indonesia memerlukan sekitar 600.000 tenaga digital per tahun untuk mengisi posisi seperti web developer, mobile app developer, database administrator, dan cybersecurity specialist. (Amy)








