Padang, (infosumbar) – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Kebudayaan resmi menggelar rangkaian kegiatan Silek Arts Festival (SAF) 2021 dengan mengusung tema “Basilek di Ujuang Karih, Mamancak di Mato Padang,”.
Pembukaan yang dijadwalkan berlangsung di Taman Pramuka, Pulau Belibis, Kota Solok terpaksa dipindahkan pelaksanaannya di Gedung Kebudayaan Provinsi Sumbar yang dilaksanakan secara daring dan diikuti oleh perwakilan tuan rumah yang masuk dalam SAF 2021.
Mewakili Gubernur, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan SAF tahun ini berbeda dengan tahun sebelum datangnya Pandemi Covid-19, karena tidak memungkinkan mengadakan pertunjukan besar dengan keramaian, padahal suatu iven kebudayaan itu akan sukses apabila keterlibatan masyarakat dan ekosistem kebudayaan lainnya aktif dan ikut serta meramaikan kegiatan tersebut. Namun ia berharap semua pihak mensukseskan kegiatan ini yang dimulai tanggal 21 – 31 Agustus 2021 tersebut.
Ia mengatakan, Silek Arts Festival (SAF) merupakan sebuah program yang mengangkat jati diri silek dan menggali kembali nilai-nilai yang tersimpan di dalamnya sebagai sebuah rumusan dari seluruh pengetahuan dan pemahaman leluhur Minangkabau.
Melalui Kegiatan SAF ini, diharapkan dapat menumbuhkan dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan, mengkaji, dan mengembangkan silek sebagai suatu Warisan Budaya Dunia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2019 lalu.
Kegiatan SAF Tahun 2021, mengusung tagline “Basilek di Ujuang Karih, Mamancak di Mato Padang”, Filosofi ini menggambarkan pribadi masayarakat Minangkabau yang arif dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi dalam menjalani kehidupan, yang tentunya dalam kerangka adaik basandi syara, syara basandi Kitabullah.
SAF 2021 akan dilaksanakan di enam Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, yaitu Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Pasaman Barat.
Ia menambahkan, disamping untuk meningkatkan kualitas tata kelola pelaksanaan festival, kegiatan ini juga merupakan sebagai salah satu upaya pembinaan dan apresiasi kepada para pelaku seni dan budaya khususnya para pesilat dalam melestarikan dan mengambangkan keterampilan, pengetahuan dan nilai2 yang terkadung dalam Silek itu sendiri.
Bagi masyarakat tentunya kegiatan kebudayaan juga akan mempunyai dampak secara ekonomi dan sosial budaya dalam mewujudkan ketahanan ekonomi dan ketahanan budaya yang merupakan salah satu capaian program dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Membangun kesadaran masyarakat yang akhirnya membentuk budaya masyarakat yang mandiri, memfasilitasi untuk melihat tumbuh dan berkembangnya komunitas seni di Sumatera Barat dalam berkarya agar tujuan dari platform yang yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang dapat terwujud.
Wali Kota Solok Zul Elfian dalam sambutannya mengatakan, pemindahan pelaksanaan pembukaan SAF 2021 yang dijadwalkan berlangsung di Kota Solok namun karena terkendala dan pertimbangan suatu hal tidak akan mengurangi makna dari kegiatan SAF 2021 ini.
Zul Elfian melanjutkan atas nama pemerintah Kota Solok mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Kebudayaan beserta kurator yang telah mempercayakan Kota Solok sebagai tempat Silek Art Festival yang dilaksanakan pada, Minggu (22/08).
“Besok akan dilanjutkan di Kota Solok dan beberapa tempat di Sumbar tentu ini merupakan sebuah kehormatan , kebanggaan sekaligus tanggung jawab untuk meneruskan nilai-nilai budaya bangsa,” ujarnya.
“Kita sama-sama menyadari dan mengetahui silek merupakan warisan budaya bangsa yang sudah diakui dan Sumbar merupakan salah satu tempat asalnya dan ini jugalah yang menghantarkan para pejuang bangsa mampu berdiri tegak dengan satu bekal yang dimiliki disamping mengaji dan membaca alquran yang mereka miliki adalah silek,” lanjutnya.
Ia berharap semoga acara ini lancar dari awal sampai akhir, pemerintahan Kota Solok bersama-sama dengan bapak Gubernur serta Dinas Kebudayaan siap mengembangkan silek ini sebagai budaya bangsa yang harus dilestarikan.
“Alhamdulillah kita di Kota Solok dengan bimbingan serta arahan dari para pemanggku Adat dan Bundo kanduang serta para pendekar silek di ktota Solok bertahap terus menjadikan silek sebagai kewajiban bagi generasi muda,” ujarnya. (nou)