oleh: @damnoise
Hari ini ada artikel lucu via portal online, katanya ada sayembara yang dibuat oleh Kadisbudpar Padang bagi siapa saja yang bisa merekam pemalakan di sepanjang pantai Padang. Dengan yakin Pak Medi, Kadisbudpar Kota Padang ini mengatakan, tidak ada pemalakan di Pantai Padang, kalau ada saya kasih hadiah, begitu kira-kira ucapannya.
Mungkin saja Pak Medi ini warga baru di Padang, atau beliau kurang piknik? Pemalakan dengan modus tukang parkir ini sebenarnya telah lama ada di lokasi wisata di setiap tempat di kota Padang ini, mulai dari Pantai Padang, Pasir Jambak, Pantai Air Manis, dan lokasi wisata lainnya.
Khusus di sepanjang Pantai Padang ini cukup parah, selain tukang parkir, nanti pengunjung juga akan didatangi oleh tukang minta uang kebersihan, uang keamanan, dan pengamen sebait lagu yang datang silih berganti (menggunakan gitar yang sama). Kenyamanan agak terganggu dengan ulah preman-preman ini.
Ditengah geliat pariwisata Sumbar atau Padang khususnya, tentunya praktek pemalakan di lokasi wisata ini sungguh tak elok. Dan sejauh ini belum ada tindakan serius oleh Pemko untuk mengantisipasi, dari dulu sampai sekarang. Lebih kasihan kepada wisatawan dari luar daerah yang datang kesini, berharap melepas penat tapi dongkol duluan
Baru-baru ini, di Masjid raya Sumbar juga ada kejadian lucu, pengunjung Masjid selain dimintai uang parkir, juga di mintai uang kebersihan, memangnya di Masjid tidak ada petugas khusus yg membersihkan? Lucunya lagi preman yang minta uang kebersihan ini ikut membersihkan.
Hal ini harus jadi perhatian pihak terkait, mental preman peminta-minta ini harus dihilangkan, tentu saja kita tidak mau kalau kota Padang dijuluki kota parkir. Kapan lagi kita bisa menikmati suasana tempat wisata dengan aman tanpa teror tukang parkir, tukang minta uang kebersihan, dan peminta uang keamanan.
Dan sebaiknya bagi penduduk sekitar lokasi wisata menggiatkan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, bukan membiarkan oknum yang mengaku pemuda setempat melakulan praktek pemalakan.
Selain pemalak, ‘pakuak memakuak’ harga makanan dan minuman di sekitar lokasi wisata harus jadi perhatian. Kadang harga yang diberikan tidak masuk akal dengan rasa yang jauh dari selera. Padahal hal ini juga berakibat tidak baik dan merugikan pedagang sendiri tentunya.
Semoga pariwisata kita bisa maju, dan setiap wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah merasa nyaman ketika menikmati wisata di daerah kita. Khusus kepada Pak Medi Kadisbudpar, saya sarankan bapak untuk nongkrong di pantai Padang, nikmatilah layanan tukang parkirnya, tukang minta uang keamannya dan pengamennya.
Sekali lagi, ini penyakit lama, semoga Pemko dan pihak terkait bisa menyelesaikan masalah ini.
Sekian dan Salabala.