oleh: Malin Kundang (@damnoise)
Polusi visual telah di mulai, banner dan baliho para calon yang akan berebut kuasa sudah mulai dipasang di jalan-jalan utama hingga ke pelosok kampung terpencil. Kata kata rayuan pun ikut dibubuhi agar rakyat tertarik memilih mereka yang berebut kuasa tersebut.
Sejatinya kita adalah rakyat, maka suara kita lah yang menentukan siapa nanti yang pantas mempimpin. Tapi, apakah kita (rakyat) diuntungkan setelah perhelatan pilkada ini usai?
Tentunya sudah beberapa kali pilkada yang telah di lewati, adakah rakyat mendapat keuntungan dari perhelatan yg konon katanya adalah pesta rakyat, rakyat mana yang berpesta?
Mungkin istilah pesta rakyat ini harus diganti, karena dalam kenyataannya, kami (rakyat) tidak pernah berpesta, bagaimana berpesta jika perut kami (rakyat) lapar? Pesta seperti apa yang kami rayakan, jika nantinya sedikit pun kami tidak mendapat keuntungan dari perhelatan pilkada ini.
Yang paling diuntungkan dalam setiap pilkada ini adalah mereka para kucing air, mereka para tim sukses, mereka para relawan. Mereka lah kenyang, mereka lah yg berpesta, sejatinya. Belum lagi nantinya jika calon yg mereka usung sukses mendapatkan kursi, tentunya mereka akan mendapat kemudahan selama yang mereka usung tadi berkuasa.
Rakyat yg memilih tadi cukup kembali kedalam kehidupan sebenarnya, tetap bersenansung meski perut lapar, tetap bernyanyi meski biaya rumah sakit mahal, tetap berdendang meski anak anak tak bisa melanjutkan pendidikan. Penguasa? Tetaplah bekuasa dengan kucing air di kiri-kanannya.
Riuh pilkada ini terlalu gemerlap untuk para kucing air, mereka tau uang bertebaran disana sini. Jika para kucing air berladang, tentunya perhelatan pilkada adalah ladang yang siap panen.
Begitulah kami (Rakyat) tidak pernah di untungkan dalam setiap perhelatan rebutan kuasa. Janji-janji kesejahteraan yang tertulis di atas spanduk kampanye, berkakhir jadi taplak meja warung makanan.
Kami(Rakyat) bersiap lagi untuk tahun berikutnya perhelatan pilkada, sambil berpikir kira kira kami (Rakyat) di suruh makan kalimat manis yang mana lagi.
Begitulah pilkada, selamat para kucing air, pilkada ini pesta kalian.
#Salabala