Oleh : Sri Rahayu Alfitri Usna, M.Si Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas
Padang (infosumbar)- Sebagai seorang pendidik, dosen berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis serta berkomitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tentu saja kewajiban ini tidak hanya berlaku ditingkat perguruan tinggi, partisipasi dosen dalam peningkatan kualitas pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) juga diperlukan agar penyelenggaran pendidikan dapat terus dikembangkan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang diperoleh melalui pengumpulan data baik dari eksperimen, pengamatan, maupun deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan dari fenomena alam. Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama yaitu dapat mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep, dan prinsip IPA serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; mengembangkan rasa ingin tahu terhadap hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
Salah satu bagian dari rumpun IPA ini adalah ilmu fisika. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Pembelajaran fisika di sekolah secara umum kurang diminati siswa, karena membutuhkan pemahaman yang tinggi dalam menguasainya. Salah satu penyebab fisika menjadi matapelajaran yang kurang disenangi karena metode pembelajaran yang digunakan seringkali terpaku pada teori.
Hal ini tentu saja akan membuat siswa kesulitan dalam memahami apa yang diajarkan, meskipun sebenarnya sudah banyak alat bantu yang bias digunakan untuk mempermudah penyampaian materi. Alat bantu dapat berupa gambar atau alat peraga, sehingga mempermudah pemahaman terhadap konsep fisika.
Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran seringkali disebut sebagai praktikum ataupun eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk menggali kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok. Setelah selesai melakukan eksperimen siswa diharapkan mampu memahami proses dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan metode eksperimen memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi aktivitas belajar siswa saat pembelajaran maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh. Penerapan metode eksperimen dalam sebuah pembelajaran dapat memicu siswa untuk berpikir kritis tinggi.
Disisi lain, dosen sebagai bagian dari perguruan tinggi berkewajiban menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pilar pendidikan dan pengajaran; pilar penelitian dan pengembangan; serta pilar pengabdian kepada masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan pilar pengabdian kepada masyarakat, maka tim pengabdian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan proses pembelajaran fisika di tingkat SMP. Adapun topik yang diangkat yaitu penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika gelombang dan optik.
Menurut Ustadz Budiansyah selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Sekolah Alam SMPIT Ar-Royyan Padang, metode pembelajaran yang dipakai di sekolah ini adalah “learning by doing” yang berarti belajar sambil mempraktekkan. Namun pada matapelajaran fisika dengan topik gelombang dan optik belum tersedia alat peraga untuk membantu proses pembelajaran secara “learning by doing”.
Hal ini tentu saja sejalan dengan kegiatan yang telah dirintis oleh tim pengabdian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas. Dengan adanya dukungan dana hibah pengabdian masyarakat FMIPA Unand 2021, maka tim pengabdian dapat memfasilitasi pengadaan alat peraga matapelajaran fisika berupa satu set garputala dan satu buah slinki untuk topik Fisika Gelombang dan satu set KIT Optik untuk topik Fisika Optik.
Selama proses pelaksanaan kegiatan, siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap pelaksanaan kegiatan, baik pada topik fisika gelombang maupun fisika optik. Setelah disampaikan teori ringkas tentang kedua topik tersebut, siswa diminta melakukan eksperimen secara langsung dengan didampingi oleh tim pengabdian dan guru IPA.
Selanjutnya dilakukan evaluasi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait teori dan eksperimen fisika gelombang dan optik. Secara umum siswa lebih memilih menjawab dengan bahasa sendiri berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan sendiri dibandingkan bahasa teori yang dipaparkan sebelum pelaksanaan eksperimen.
Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran secara eksperimen siswa terlibat aktif dalam mencari pengetahuan. Tidak hanya melalui indra pendengaran dan penglihatan, namun sistem motorik siswa ikut andil selama proses pembelajaran, sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami.