Pernah mendengar keluhan orangtua atas perilaku anaknya?
Pernah menyaksikan perbuatan orangtua yang malah menyiksa anaknya?
Pernah membaca curhatan orangtua: “Anakku adalah cobaan terberat dalam hidupku”?
Atau jangan-jangan Bapak/Ibu sendiri yang mengalami betapa sulit mendapatkan perhatian dari si buah hati padahal sudah berusaha mencintainya setengah mati?
Duhai Ayah/Bunda…
Pertanyaan-pertanyaan di atas muncul karena sudah jamak kita temukan di tengah masyarakat atau malah di tengah keluarga sendiri. Kenapa fenomena seperti ini bisa terjadi?
Hampir di semua kelas yang saya bawakan baik itu seminar yang berdurasi satu sampai tiga jam ataupun workshop selama satu sampai dua hari, ada pernyataan: “Tak penting mencintai anak, lebih penting membuat anak merasa dicintai”.
Setelah terdiam beberapa saat, peserta biasanya bertanya apa maksudnya. Agar tak salah menangkap makna dan pesan yang hendak dibawa saya lanjutkan dengan penjelasan betapa seringnya orang tua baik sadar atau pun tanpa disengaja terjebak dalam rasa cinta buta.
Dear parents…
Cinta pada ananda sudah ada pada diri orangtua bahkan jauh sebelum anak-anaknya lahir ke atas dunia. Memilihkan calon ibu/ayah buat darah dagingnya adalah benih awal cinta orangtua.
Seburuk apapun laku seorg pria/wanita dewasa, dia kan tetap memilih pasangan hidup yang baik dan atau membawa kebaikan buat keturunan yang hendak dilahirkannya. Betul, kan?
Lalu, cinta itu jualah yang membuat seorang calon ibu sedia bahkan bangga membawa janin dlm rahimnya kemana saja. Berat beban raga tak dirasa, berkurang nyaman badan pun tak (terlalu) dihiraukan. Yang ada hanya perasaan sumringah minim keluh kesah. Bukankah begitu wahai ibu..?
Tak kalah serunya dijalani oleh para calon ayah…
Ia bekerja sekuat tenaga, banting tulang peras keringat tak dikira. Tiada masalah bila siang dijadikan malam, malam laksana siang. Lahir bathin tahan prihatin. Semoga tak segitu parah yg dialami o/leh para ayah yang sedang membaca catatan ini.
So…
Begitulah cinta itu ada di dalam dada setiap orangtua. Karenanya tak penting lagi menyibukkan diri mencintai buah hati karena sejatinya ia sudah melekat pada diri setiap orangtua.
Wahai ayah/bunda…
Sekejam-kejamnya harimau tak sekalipun terdengar ia memangsa anaknya. Tapi manusia…karena cinta yang berubah jadi rasa ingin memgayomi, ingin menjaga anak tetap suci, ingin ini…ingin itu…dan ingin lainnya yang semuanya lebih karena keinginan orgtua sendiri untuk membuktikan cintanya; mereka lupa memprioritaskan rasa yang ada pada ananda. Mereka menjadi orangtua yang egois, hanya berfokus pada dirinya saja.
Bukankah pernah kita membaca berita organtua menghabisi nyawa anaknya karena takut buah hatinya ternoda oleh dunia yang semakin durjana.
Bukankah pernah kita mendengar bayi ditinggal karena tak ingin sang anak ikut menanggung beban.
Atau bagaimana anak ditekan agar tak keluar bermain bersama teman²nya karena orangtua teramat cemas bila anaknya ternoda perilaku dan fikirannya oleh lingkungan yang tak lagi steril.
Nah…disinilah kemudian mencintai anak tak lagi penting, justru yg sangat² penting adalah orangtua berupaya supaya anaknya merasa dicinta. Sehingga keluhan, perbuatan menyiksa anak, dan keluhan orangtua lainnya tak perlu muncul karena ananda justru membuat nyaman hati dan fikiran orangtuanya.
Bagaimana membuat anak merasa dicintai? Itulah inti pelajaran yang harus orangtua miliki dan kuasai melalui pembelajaran setiap hari.
Karena itu…
Yuk keep learning.
Serius ingin membuat anak merasa dicintai?
Buku #Parenting apa yg pernah dibaca?
Kelas #Parenting apa yg pernah diikuti?
Salam,
Coach Hasbi
Artikel ini di tulis oleh :
Hasbi, SS, MEdm, twitter @HasbiParenting. Dikenal sebagai Family Coach & Parenting Expert dan berpengalaman dalam mengisi training dan seminar parenting di berbagai ibukota propinsi di Indonesia. Beliau memiliki lisensi Neuro Linguistics Programming dari NLP Society – Amerika Serikat dan sertifikasi Hypnotherapy dari Indonesia Board of Hypnotherapy – Lembaga Sertifikasi Hypnoterapi terkemuka di Indonesia. Menamatkan Master of Education dari Universitas ternama di Australia tahun 2004. Ingin undang seminar/workshop parenting? Call/SMS 0813 7461 4730.