Infosumbar.net – Tungku Tigo Sajarangan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepemimpinan Minangkabau yang terdiri dari penghulu, cadiak pandai, dan alim ulama.
Tungku Tigo Sajarangan sebagai pemimpin secara sosiologi yang memiliki kedudukan sosial.
Berikut ini merupakan Tigo Tungku Sajarangan:
1. Penghulu atau Niniak Mamak
Penghulu yaitu seorang pemimpin dan pelindung kaum atau anak keponakan sepanjang adat. Penghulu merupakan sebuah panggilan kepada niniak mamak pemangku adat yang begelar Datuk.
Niniak mamak merupakan panggilan seorang kamanakan terhadap paman. Penghulu juga mempunyai beberapa tanggung jawab kepada masalah yang ada pada masyarakat atau pada suatu nagari dan kaum.
Sebagai pemimpin adat penghulu mempunyai beberapa tugas yaitu menjaga,mengawasi,mengurus,dan menjalankan adat. Selain itu penghulu juga mempunyai tugas pokok yaitu untuk memelihara anak keponakan sesuai dengan Peribahasa sebagai berikut.
- Adat Basand Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Makna dari Filosofi ini adalah “adat berdasarkan agama, agama berdasarkan kitab Allah”. Agama dalam hal ini bisa diartikan sebagai agama Islam karena agama sebagian besar orang Minangkabau adalah Islam.
- Anak dipangku kamanakan dibimbiang
Makna dari peribahasa ini adalah Anak sendiri dan keponakan sendiri diberi bimbingan dan perlindungan agar kelak bisa menjadi orang yang berguna.
Acara Pelantikan Penghulu Adat di Pesisir Selatan
2. Cadiak Pandai
Cadiak Pandai adalah seseorang yang menguasai ilmu adat,ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Sistem kepemimpinan Tungku Tigo Sajarangan, seorang cadiak pandai didefenisikan orang yang cerdik yang mempunyai kemampuan menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi suatu masalah yang rumit. Seorang cadiak pandai mempunyai tugas yaitu membuat suatu undang-undang dan membuat peraturan.
3. Alim Ulama
Keberadaan seorang alim ulama di suatu kaum atau nagari sangat diperlukan sebagai seorang pemimpin di Minang Kabau. sistem seorang Alim Ulama didalam kepemipinannya disebuah kaum atau nagari sesuai dengan bunyi pepatah minang yaitu “Kapamimpinannyo bajalan sairiang jo pamimpin lain di Minangkabau” makna dari pepatah ini adalah kempimipinan alim ulama sejalan dengan kepemimpinan seorang Cadiak Pandai dan Penghulu yang ada di Minang Kabau. Seorang Alim Ulama mempunyai tugas yang diantaranya sebagai Pembina iman dan akhlak anak nagari. Alim ulama bisa juga dikatakan sebagai penerang dari kegelapan. (BFN)