Padang (infosumbar) – Istri Izet, pelaku pemalakan sopir truk di Indarung Padang, inisial AW(32 tahun) sebenarnya tak ingin bercerita banyak pada orang lain soal sanksi sosial yang ia terima dan keluarganya dari masyarakat, baik di medsos maupun di lingkungan sekitar. Karena takut ceritanya justru semakin menambah kebengisan masyarakat.
“Tapi kalau demi kebaikan anak-anak, apapun akan saya lakukan,” kata AW saat dihubungi infosumbar, Minggu (25/07).
Meskipun ia sendiri gamang pada keadaan, tapi ia berusaha untuk memaksa dirinya agar kuat menahan segala beban yang sedang menimpa keluarganya.
Bagaimanapun juga, ia tidak ingin terlihat sebagai ibu yang rapuh di depan anak-anaknya. Sebab bila ia terlihat rapuh, maka anak-anaknya akan lebih tersiksa.
AW mengatakan anak kedua dan bungsunya yang bernama Aliqa (2,5 tahun) dan Yola (8 tahun) sekarang ini lebih banyak bermain di dalam rumah dengan boneka kesayangan pemberian ayahnya.
“Ya beginilah sekarang. Semenjak kasus itu untuk keluar rumah saja mereka takut, apalagi bermain dengan teman-teman sebayanya seperti dulu,” ujar AW.
Padahal mereka semestinya tidak terlibat atau terpengaruh dengan kejadian kemarin. Selayaknya anak-anak lain, bermain, tertawa dan merengek karena suatu barang yang mereka ingini tak dikabulkan orang tua.
Namun kini harus terkena imbas dari omongan dan hinaan orang banyak yang datang bertubi-tubi tentang ayahnya.
“Yola malah setiap pulang mengaji selalu menangis, karena diolok-olok temannya,” kata AW agak serak dan sesekali terdengar isak dari suaranya, “sekarang sudah tiga hari ia tak masuk mengaji.” tambahnya.
Dampak lain yang dialami AW dan anak-anaknya bahkan lebih menyayat lagi, ia diminta untuk meninggalkan kontrakannya, karena pemilik rumah tidak ingin rumahnya ditempati oleh setiap orang yang punya hubungan dengan Izet.
Walaupun selama tinggal di lingkungan ini, AW dan keluarganya tak pernah menganggu ketentraman masyarakat, malahan mereka sekeluarga hidup rukun dalam masyarakat.
Dampak dari kasus ini bagi AW dan anak-anaknya, seumpama nasib buruk berkepanjangan yang tak tahu kapan akan berhenti.
Dalam rumah kontrakannya yang baru dan kecil, ia berusaha sekuat hati memikul beban besar yang ditimpakan masyarakat akibat kasus suaminya. Kini AW berperan sebagai ayah sekaligus ibu demi kebahagian anak-anaknya.
Itu semua ia lakukan seorang diri, agar anak-anaknya tidak kehilangan salah satu dari sosok orang tuanya. AW benar-benar tak ingin anak-anaknya ikut terbawa hanyut dalam arus cobaan yangs sedang menghantam kehidupan keluarga mereka.
Di dunia dimana semua orang bisa menjadi hakim agung atas kesalahan orang lain ini, AW meminta masyarakat untuk berhenti membully anak-anaknya atas dosa yang sama sekali tak pernah mereka perbuat. “Saya hanya ingin hidup anak-anak saya kembali normal seperti sediakala,” tutupnya.(mzl/agp)