Infosumbar.net – Memangnya bisa ya, skincare yang tadinya cocok jadi nggak cocok? Ya, tentu saja bisa! Produk skincare yang selama ini cocok dan baik-baik saja di kulit kita, tiba-tiba jadi tidak cocok. Entah itu tidak bekerja lagi di kulit seperti pas awal-awal mencoba ataupun malah menimbulkan reaksi negatif seperti kusam, kering, dan jerawatan.
Penyebabnya disebabkan oleh yang namanya Delayed Type Hypersensitivity. Delayed Type Hypersensitivity adalah kelainan kulit yang terjadinya belakangan setelah ada paparan berulang terhadap suatu alergen atau sensitizer. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa:
1. Merah
2. Gatal
3. Perih atau rasa terbakar
4. Bentol-bentol
5. Kering dan pecah-pecah
Kalau terjadi hal seperti ini, kemungkinan kamu mengalami alergi terhadap satu alergen yang kamu pernah terpapar sebelumnya. Bagi kamu yang belum tahu, alergen merupakan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi atau intoleransi.
Untuk melakukan pencegahan agar tidak terjadi kelainan kulit tersebut, kamu bisa melakukan Patch Test. Patch test merupakan cara sederhana yan bisa kamu lakukan untuk memeriksa reaksi kulit kamu terhadap suatu produk skincare baru. Ini adalah metode yang umum dilakukan untuk melihat apakah ada reaksi alergi, komedogenisitas, jerawat, atau iritasi sebelum menggunakan produk skincare. Idealnya Patch Test memang dilakukan di klinik, namun kamu juga bisa melakukannya di rumah dengan mengikuti panduan berikut.
1. Oleskan produk ke 1/3 daerah uji sebanyak 2x sehari selama 7-10 hari di bagian kulit seperti bagian dalam lengan dan siku.
2. Biarkan produk di kulit selama kalian menggunakan produk.
3. Evaluasi setelah 7-10 hari. Jika tidak ada reaksi negatif, kamu bisa lanjutkan pemakaian.
4. Jika terjadi reaksi berlebihan dan bertahan cukup lama, hentikan pemakaian & bilas. Jika reaksi tidak membaik, kamu disarankan untuk segera pergi ke dokter.
Beberapa alergen umum yang seringkali memicu timbulnya Delayed Type Hypersensitivity adalah:
1. Pengawet seperti Formaldehyde
2. Parfum Natural & Sintetis
3. Pewarna rambut
4. Bahan Pemutih
Alergen tersebut bisa kamu hindari dengan beberapa solusi dibawah ini:
1. Cari alergen kamu dengan melakukan patch test di rumah.
2. Hindari alergen tersebut.
3. Minimalisir skincare routine. Pasalnya semakin banyak produk skincare yang kamu gunakan, maka akan semakin tinggi kemungkinan alergi yang ditimbulkan dan semakin sulit mengidentifikasinya.
4. Fokus ke basic skincare dan penyembuhan luka. Basic skincare yang bisa kamu gunakan adalah moisturizer, petrolatum jelly, dan tabir surya atau sunscreen.
5. Konsultasi ke SpKK untuk keadaan yang sedang meradang.
Nah, itu tadi penyebab kenapa skincare yang tadinya cocok jadi nggak cocok untuk digunakan. Ternyata penyebabnya adalah Delayed Type Hypersensitivity seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Jadi, agar kamu bisa menghindari terjadinya hal tersebut, jangan lupa untuk melakukan patch test. Semoga bermanfaat ya!