oleh : Aysha Azhara
Mahasiswa D4 Bahasa Inggris Bisnis dan Profesional Politeknik Negeri Padang
Idul Adha adalah salah satu hari raya besar bagi umat islam setelah hari raya Idul Fitri. Hari raya ini juga akrab disebut sebagai hari Raya Kurban atau hari Raya Haji, karena hari ini bertepatan dengan sebagaian umat Muslim yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah. Idul Adha juga menjadi hari dimana diadakannya penyembelihan hewan kurban atau ternak seperti sapi, kambing atau domba.
Umat Muslim tersebar di seluruh penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dan tentunya di Sumatera Barat dengan berbagai macam tradisi dan budaya yang ada disini. Orang berpikir bahwa tradisi setiap Idul Adha akan sama saja di setiap daerahnya, mulai dari solat Id berjamaah, lalu menyembelih hewan kurban dan kemudian membagikannya kepada seluruh masyarakat yang ada disana. Namun, berbeda dengan salah satu daerah yang ada di Sumatera Barat ini, yaitu tepatnya di Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam.
Ketika daerah lain akan membagikan daging kurban menggunakan kupon yang akan diserahkan sebelum Idul Adha ini kepada tiap-tiap keluarga yang ada, masyarakat dari daerah ini justru memiliki tradisi yang berbeda yang biasa mereka sebut “manampuang”. Manampuang berasal dari Bahasa Minang yang artinya “menampung” atau menadah sesuatu, menerima dan mengumpulkan.
Dilansir dari pasbana.com, setelah daging kurban dipotong dan dibersihkan, panitia kurban akan berjalanan sekeliling jorong dengan gerobak dorong yang berisi daging kurban, dan langsung membagikannya kepada ratusan masyarakat yang sudah berdiri di sepanjang jalan tersebut. Mereka sabar menunggu di tepi jalan di depan rumahnya masing-masing sambil memegang wadah tempat daging tersebut akan diletakkan seperti kantong plastik, ember, panci, daun pisang bahkan tangan kosong.