Hingar bingar Pemilihan kepala daerah di Sumatera Barat mulai terasa di sejumlah wilayah Sumatera Barat, jika masyarakat berjalan atau melintas di sepanjang jalan kota-kota besar maka akan dengan mudah ditemukan baliho-baliho bakal calon yang menyatakan diri akan maju dalam pemilihan Gubernur pada penghujung 2015 mendatang.
Namun tidak demikian bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hingga saat ini, telah dimulainya persiapan tahapan oleh KPU Sumbar untuk pelaksanaan Pilgub, namun wilayah Mentawai tampaknya belum digarap para balon Gubernur untuk mencari dukungan.
Berbeda dengan daerah lain, seperti Padang, Padang Pariaman, Solok, dan daerah lainnya di Sumbar sudah di ramaikan baliho-baliho dari sejumlah bakal calon tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris KPU Kabupaten Kepulauan Mentawai, Nelson, saat ditemui di Kantor KPU Sumatera Barat, Senin (16/3).
“Sejumlah daerah yang padat penduduk di Mentawai belum terlihat adanya baliho-baliho calon yang memperkenalkan diri. Yang ada cuma gambar Gubernur, itupun sudah lama,” jelasnya.
Saat ditanya lebih lanjut, menurutnya kondisi geografis Mentawai yang terpisah-pisah oleh pulau menjadi salah satu penyebab belum digarapnya oleh para bakal calon.
“Ruang-ruang publik di daerah masih terlihat sepi. Tempat-tempat pemasangan baliho masih kosong. Mentawai itu daerahnya terpisah-pisah oleh pulau, mungkin itu penyebab belum digarap para balon gubenur,” ujar Nelson.
Selain itu, faktor biaya bisa menjadi alasan lain kenapa belum adanya bakal calon yang ‘masuk’ ke daerah tersebut.
“Karena biaya besar, mungkin terlalu dini rasanya untuk memasang gambar. biaya pendistribusian alat peraga dari ibukota provinsi ke sana saja sudah besar biayanya, karena harus dikirim melalui kapal,” sambungnya.
Lebih lanjut, dikatakanya bahwa jumlah Pemilih di Kepulauan Mentawai saat ini sekitar 58.000 orang. Berdasarkan data dari http://kpu-sumbarprov.go.id, angka tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain seperti Kota Solok, Sawahlunto dan Padang Panjang.
[divider]
Penulis: Huda Putra
Editor: Emen