InfoSumbar.net – Tensi politik di Kota Pariaman makin hari makin memanas. Berbagai black compaign hingga fitnah berseliweran di media sosial.
Isu isu tanpa dasar dan kebenaran itu menyerang mantan Walikota Pariaman periode 2018-2023 Genius Umar. Dirinya merasa geram dengan fitnah yang dilayangkan terkait keluarganya pada moment pilkada saat ini.
Dirinya tak kuasa menahan amarah terkait isu liar di media sosial yang menyatakan anak sulungnya digerebek sedang melakukan asusila di wilayah kota Bukittinggi beberapa waktu yang lalu.
Konstentan Pilkada Pariaman 2024 ini mengatakan, isu yang digoreng tersebut telah merusak iklim demokrasi yang digaungkan dengan istilah ‘Pemilu Badusanak’ . Bahkan fitnah itu telah memukul mental anak dan istrinya.
“Keluarga, anak dan istri samgat terpukul. Fitnah itu sangat kejam,” tutur dia, Selasa (5/11/2024).
Dia berujar, sejatinya kontestasi politik diisi dengan program dan gagasan demi kemajuan masyarakat. Bukan fitnah maupun ujaran kebencian.
“Tentu hal ini sangat merusak tatanan berdemokrasi kita. Masyarakat butuh gagasan dan kerja nyata. Bukan hasutan dan fitnah,” ujarnya.
Dirinya berharap demokrasi di Kota Tabuik ini dapat lebih dewasa dan berkualitas, sehingga masyarakat dapat merasakan dampak positif dalam tiap pesta demokrasi lima tahunan ini.
Aktor aktor yang bermain dibalik ini harusnya menyadari bahwa fitnah dan berita bohong itu telah merusak tatanan kehidupan.
Dia mengatakan, fitnah itu telah melukai orang orang yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kontestasi politik ini.
“Anak, istri dan keluarga mereka bukan konstentan yang ikut pilkada. Kenapa mereka difitnah dengan keji. Ini sudah diluar batas,” tuturnya.
Sebelumnya, Kasat Pol PP Bukitinggi, Joni Feri mengklarifikasi terkait informasi liar di media sosial terkait adanya tuduhan perbuatan asusila yang dilakukan oleh salah seorang calon dokter berinisial SY di wilayah kerjanya beberapa waktu lalu.
Joni Feri menegaskan bahwa informasi tersebut tidaklah benar.
“Informasi tersebut saya pastikan tidak benar,” ujar dia di Pariaman, Selasa (5/11/2024).
Joni menjelaskan, dirinya secara pribadi merasa bertanggung jawab secara moril terkait informasi miring yang dinilai dapat berdampak besar pada psikologis korban. Dengan demikian dirinya merasa perlu memberikan penjelasan terkait isu tersebut.
Dia mengaku merasa miris dengan informasi liar yang beredar di berbagai platfon media sosial tersebut. Menurutnya informasi itu tidak mendasar karena pihaknya telah mengecek kebenaran informasi, dan memang tidak pernah ada kejadian seperti yang ditudingkan tersebut.
Kembali dia menegaskan bahwa tidak pernah ada penjaringan atau pengungkapan kasus dugaan asusila yang dilakukan atas nama dokter muda asal Pariaman di Kota Bukittinggi.
“Dan kita punya kewenangan sesuai dengan perda kita bisa menahan orang 1X24 jam dan itu tercatat by name by adres dan itu di BAP dan nama yang dituduhkan itu tidak ada,” tuturnya menambahkan.
Joni menambahkan, memang banyak orang yang menanyakan perihal kasus ini kepada dirinya baik melalui sambungan seluler maupun via whatsAp, dan dirinya selalu menyampaikan bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi.
“Ini memang perlu kita luruskan karena ini memang persoalan aib secara pribadi maupun keluarga yang dituduhkan seperti itu. Sekali lagi saya tekankan, nama yang disebutkan itu tidak benar dan tidak ada.
(*)