Masih segar dalam ingatan ketika Jepang diguncang gempa dan diterjang gelombang tsunami, banyak menelan korban karena tak sempat menyelamatkan diri. Padahal di Jepang sendiri mulai dari anak-anak hingga orang tua selalu diberikan pendidikan dan latihan menghadapi Gempa dan Tsunami. Sebelumnya gempa dan hempasan tsunami yang terjadi di Aceh juga telah memberikan pelajaran bagi Jepang, tapi tak juga bisa dielakkan, kata Tokunaga Yoshio dari Pemerintah Jepang yang ikut dalam kegiatan Simaluasi Gempa dan tsunami Mentawai Megatrust 2014 di posko utama gedung serbaguna PT. Semen Padang Indarung, Rabu (19/3/2014)
Sehubungan itu, Kota Padang dan beberapa daerah lainnya memang berada pada kawasan rawan bencana, makanya harus bersiap menghadapinya jika terjadi gempa dan tsunami.bahkan menurut hasil peneliti dari Jepang, para ahli memprediksikan gempa berkekuatan lebih besar dari gempa tahun 2009 pasti akan terjadi, tapi kapan waktunya tak bisa ditentukan. Gempa akan terjadi, dengan patahan di kawasan Mentawai disusul tejadi terjangan tsunami, dengan tinggi gelombang air antara 7 sampai 8 meter di bibir pantai kota Padang. Jangkauan terjangan air sejauh 5 Km dari pinggir pantai, sebut Tokunaga Yoshio yang juga dari JICA Expert on Disaster Management Policy.
Untuk itu diharapkan kepada warga Kota Padang, berjaga-jaga dari kemungkinan terjadi gempa yang kuat dan hempasan tsunami, lari ke dan menyelamatkan diri ke daerah yang nyaman. Meski gempa tak bisa diduga waktunya, namun para peneliti sudah memperkirakan akan terjadinya gempa besar (megathrust) di Padang lebih kencang dari gempa yang terjadi di Jepang. Bukan hanya kesiapan pemerintah saja dalam urusan infrastruktur, tapi bagaimana kita sendiri bisa mengkondisikan diri untuk tetap tenang, mencari tempat aman, dan menyelamatkan diri saat bencana terjadi, hal ini juga termasuk penting.
Maka, ada hal-hal yang secara manusiawi bisa disiapkan untuk meminimalkan terjadinya korban jiwa. Melatih anak-anak sampai orang tua untuk mengevakuasi diri untuk persiapan jika bencana gempa dan tsunami terjadi. Sebaliknya ketakutan, berteriak, menangis minta tolong jika terjadi bercana yang menakutkan itu tidak akan bisa menolong. Tapi tetan konsentrasi, tenang alias tidak panik berkemungkinan besar akan mampu menyelamatkan diri serta akan bisa pula menolong orang lain. (Pdg/Irwandi Rais)