Eko Kurniawan (Spartacks Cyber): Lawan Persib, Semen Padang FC Meraih Asa di Jalak Harupat
Pertandingan antara tuan rumah Persib Bandung versus Semen Padang FC hari ini di Stadion Jalak Harupat Bandung Jumat (1/11/2024), memberikan sinyal kebangkitan Kabau Sirah.
Marwah tim galatama yang sudah pernah merasakan gelar juara IPL musim 2012 akan bangkit lawan tim Maung Bandung, walau pertandingan sebelumnya lawan Dewa United kalah telak 1-8.
Laga tandang lawan Persib Bandung, tentu jadi perjudian buat pelatih Edu. Poin hilang tentu resikonya jelas posisi terancam. Nah melihat hasil sampai pekan kesepuluh, jelas Rosad Setiawan mesti mati-matian untuk jaga asa bertahan di Liga 1 musim ini.
Langkah tepat jelas rotasi pemain. Posisi kiper kemungkinan ada perubahan. Untuk posisi lini belakang, informasi terakhir ada juga. Hanya lini depan dan tengah yang dibilang masih belum jelas ada rotasi atau tidak. Disamping itu keberadaan tanpa penonton di kubu tuan rumah jelas ada keuntungan untuk Kabau Sirah.
Walau secara kualitas, Maung Bandung punya skema permainan cukup baik, tapi ini bukan halangan untuk asa Kabau Sirah mencuri poin. Asal bermain konsisten tentu akan dapat bawa poin ke Padang.
Selain itu juga keberadaan pemain muda juga jadi perhatian besar pelatih Edu. Kesempatan untuk Firman Juliansyah, Gala Pangamo dan lainnya tentu membuat Kabau Sirah punya masa depan cerah untuk lanjutan Liga 1 musim ini.
Secara statistik Kabau Sirah punya modal. Pada Liga 1 2019 lalu, mampu raih poin di Bandung dengan skor imbang 1-1. Saat itu dilatih Weliansyah dan pencetak gol adalah Marx. Kini setelah lima tahun berlalu, konsistensi raih poin di Bandung jelas realistis untuk diraih. Kuncinya hanya satu, pantang menyerah.
Cerita soal mantan, ada Teja Paku Alam, yang terakhir jadi penjaga gawang SPFC musim 2019. Jika ini kembali terjadi, maka reunian antara Teja, Hengki Ardiles, Zulkarnain Zakaria, Rosad Setiawan dan tentunya Win Bernardino jelas ada nostalgia. Walau tim berdiri 30 November 1980 ini masih terpuruk di klasemen sementara, bukan berarti itu tolak ukurnya.
Pemain Persib Bandung seperti David Silva, Ciro, tentu punya kualitas mumpuni. Tapi dibalik semua itu, kualitas pelatih Persib Bandung bisa menjadi senjata ampuh bagi tim juara liga Indonesia musim perdana 1994.
Bojan Hodak tercatat dalam sejarah emas Persib, ia jadi pelatih asing pertama yang memberikan gelar juara sekaligus mematahkan mitos bahwa persib sulit juara jika di tangan pelatih asing.
Pelatih kelahiran 1971 itu datang ke Persib di saat kompetisi sudah berjalan. Ia menggantikan tugas yang sebelumnya diemban Luis Milla yang memutuskan pamit setelah beberapa bersama Persib.
Tentu ada perbedaan antara pelatih Eduardo Almeida dan Bojan Hodak. Keduanya berbeda cara bermain. Edu sering main bola pendek, sedangkan Bojan suka bola panjang. Tentu kualitas pelatih kedua tim akan memberikan garansi untuk raih poin. Tapi bola itu bundar, tidak ada yang mustahil dalam sepakbola khususnya di Indonesia, tim besar belum tentu dengan mudah menang lawan tim di dasar klasemen.
Harapan besar suporter Spartacks Cyber jelas poin jadi harga mati, tapi bermain dengan maksimal, percaya diri dan spartan jelas itu menjaga harga diri Marwah Semen Padang FC sebagai tim kebanggaan publik sepak bola Sumatera Barat. Ayo Kabau Sirah kita bisa. Sasaka.